Banyuwangi (ANTARA) - Tim SAR gabungan kembali menemukan dua jenazah diduga korban kapal tenggelam KMP Tunu Pratama Jaya di Pantai Pebuahan Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali, pada Rabu pagi.
Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan Kesiapsiagaan Basarnas Ribut Eko Suyanto mendapatkan laporan dari tim SAR gabungan Pelabuhan Gilimanuk (Bali) mayat pertama kali ditemukan oleh nelayan dan selanjutnya tim SAR bergerak mengevakuasi mayat tersebut.
"Jenazah diduga korban kapal tenggelam tersebut ditemukan sekitar pukul 7:00 WITA dan lokasi penemuannya berjarak sekitar 13 mil dari lokasi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya," kata dia dalam konferensi pers di Pelabuhan Ketapang Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Ciri-ciri mayat diduga korban Kapal Tunu yang ditemukan berjarak 2 kilometer dari bibir Pantai Pebuahan Kabupaten Jembrana (Bali) itu, lanjut Eko, mengenakan celana pendek berwarna biru dan kaos berwarna hitam.
Selanjutnya, kata dia, mayat kedua yang juga ditemukan di lokasi yang sama juga langsung dievakuasi oleh tim SAR gabungan Posko Pelabuhan Gilimanuk (Bali).
"Kedua mayat tersebut saat ini sudah dibawa ke RSUD Negara Kabupaten Jembrana (Bali) untuk dilakukan identifikasi oleh tim Indentifikasi Korban Bencana (DVI)," ujar Eko.
Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) korban kapal tenggelam KMP Tunu Pratama Jaya diperpanjang tiga hari mulai ahri ini, Rabu (9/7) hingga Jumat (11/7) atas dasar pertimbangan kemanusiaan.
Perpanjangan operasi SAR oleh tim SAR gabungan ini dilakukan karena masih banyak korban yang belum ditemukan dan harus dievakuasi dengan mempertimbangkan pula keselamatan tim SAR yang terlibat.
Data Posko Operasi SAR dan Potensi SAR Gabungan di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi menyebutkan jumlah korban selamat tercatat 30 orang, 10 korban ditemukan meninggal (2 mayat temuan hari ini masih identifikasi) dan 25 korban lainnya masih dinyatakan hilang dan dalam pencarian.
KMP Tunu Pratama Jaya yang mengangkut 53 penumpang dan 12 ABK/kru serta 22 unit kendaraan itu tenggelam pada Rabu, 2 Juli 2025.
Selanjutnya
Investigasi penyebab tenggelam...
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soejanto Tjahjono menyebutkan ada tiga tahapan investigasi untuk mengungkap penyebab pasti tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali, pada Rabu, 2 Juli 2025.
"Fase yang pertama sudah kami lakukan dengan memintai keterangan sejumlah korban penumpang selamat dan juga ABK/kru kapal," ujar dia kepada wartawan di Pelabuhan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa.
Dalam investigasi pada fase pertama yang dilakukan lembaga non-struktural itu, lanjut Soejanto Tjahjono, selain mewawancarai penumpang dan kru selamat juga berdiskusi dengan pihak perusahaan pelayaran.
Selain itu, kata dia, petugas KNKT juga melakukan investigasi terhadap operator Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, dan bahkan KNKT sudah mendapatkan video saat KMP Tunu Pratama Jaya menata angkutan kendaraan sebelum bertolak dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk (Bali).
"Selanjutnya kami juga akan memintai keterangan Biro Klasifikasi Indonesia atau BKI di Jakarta, mengenai history kapal tersebut saat perawatan (docking) yang terakhir pada Oktober 2024, kami akan tanyakan temuan saat perawatan dan dokumen operasional," ujar Soejanto Tjahjono.
Informasi yang diterima KNKT dari hasil investigasi, kata dia, juga mendapatkan ada faktor gelombang cukup besar pada saat tragedi tenggelamnya KMP Tunu.
"Tapi sejauh ini kami masih akan mempelajari apakah kapal tersebut dalam desainnya mampu mengarungi gelombang setinggi, kami juga belom bisa mengatakan itu, karena harus melihat rancangan kapal seperti apa," kata dia.
Soejanto Tjahjono menambahkan, untuk tahapan selanjutnya adalah menganalisa, lalu fase temuan dan kesimpulan serta rekomendasi.
"Mengenai waktunya kapan, kadang tiga hari sampai dua minggu, tergantung kompleksitasnya, kami juga kerja sama dengan universitas," kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dua mayat diduga korban Kapal Tunu ditemukan di Pantai Jembrana