Tokyo (ANTARA) - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyatakan siap melanjutkan pembicaraan dengan Washington jika AS tidak membahas denuklirisasi, menambahkan bahwa secara pribadi dia memiliki kenangan menyenangkan mengenai Presiden Donald Trump, demikian media pemerintah, Senin.

Kim mengatakan dalam pidato yang disampaikan pada Minggu dalam sidang Majelis Rakyat Tertinggi, badan legislatif negara itu, bahwa "tidak ada alasan" bagi Korea Utara dan Amerika Serikat untuk menghindari dialog jika Washington menginginkan hidup berdampingan dengan damai, kata Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).

Dalam sidang majelis yang diadakan selama akhir pekan di Aula Pertemuan Mansudae, pemimpin Korea Utara itu menekankan bahwa Pyongyang tidak akan pernah meninggalkan senjata nuklirnya, dan menolak gagasan bahwa negara itu dapat menukar program nuklirnya dengan pencabutan sanksi PBB, menurut kantor berita tersebut.

Ini pertama kalinya Kim berbicara langsung mengenai hubungannya dengan Trump sejak presiden AS itu menjabat kembali untuk kedua kalinya pada Januari. Trump pun mengindikasikan keinginannya untuk bertemu Kim secepatnya tahun ini.

Pada Juli, saudari Kim, Kim Yo Jong, mengeluarkan pernyataan yang disiarkan KCNA bahwa AS harus mengakui Korea Utara sebagai negara bersenjata nuklir jika ingin melanjutkan hubungan bilateral.

Sumber: Kyodo


Baca selanjutnya,
Inggris resmi akui negara Palestina...


Inggris secara resmi mengakui negara Palestina, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengumumkan pada Minggu menjelang Sidang Umum PBB.

"Menghadapi kengerian yang semakin meningkat di Timur Tengah, kami bertindak untuk menjaga kemungkinan perdamaian dan solusi dua negara," kata Starmer dalam sebuah pernyataan video.

Dia mengatakan itu berarti Israel yang aman dan terjamin berdampingan dengan negara Palestina yang layak, seraya menambahkan: "Saat ini, kita tidak memiliki keduanya."

Pada Juli, perdana menteri mengatakan Inggris akan mengakui negara Palestina September ini kecuali pemerintah Israel mengambil "langkah-langkah substantif."

Hal itu terjadi setelah meningkatnya tekanan pada pemerintah Inggris untuk mengumumkan pengakuan resmi tersebut.

Australia dan Kanada juga mengumumkan pengakuan resmi terhadap negara Palestina pada awal Minggu.

Sebelumnya, Prancis, Luksemburg, dan Malta mengumumkan rencana serupa untuk mengakui Palestina di Sidang Umum PBB.

Menjelang pengumuman tersebut, Wakil Perdana Menteri Inggris David Lammy mengatakan kepada BBC bahwa "sekaranglah saatnya untuk memperjuangkan solusi dua negara."

Sementara itu, pemerintah Israel menyebut langkah Inggris itu "tidak masuk akal," menjelang pengumuman Inggris.

Sumber: Anadolu
 

 



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Korut siap lanjutkan dialog dengan AS tanpa tuntutan denuklirisasi

Pewarta : Yoanita Hastryka Djohan
Editor : Nadilla
Copyright © ANTARA 2025