Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 800 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia terpilih untuk mengikuti program pelatihan tentang pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) yang diselenggarakan Google yang bertajuk Google Student Ambassador.

Para mahasiswa yang terpilih telah melewati tahapan seleksi ketat yang menyaring 12.000 pendaftar dari 763 universitas di Indonesia.

"Jadi mahasiswa-mahasiswa di Indonesia harus mengumpulkan video interview, yang mana mereka menyampaikan tentang visi-visinya mereka ketika mereka terpilih. Kedua, mereka juga diberikan tantangan esai yang dimana penilaiannya harus menggunakan fitur di Gemini," kata Communications Manager Google Indonesia Feliciana Wienathan di Jakarta, Senin.

Para mahasiswa yang terpilih sebagai Google Student Ambassador berkesempatan untuk mendapatkan pelatihan AI generatif dan pendampingan privat bersama tim ahli di Google, pelatihan dan lokakarya kepemimpinan eksklusif, hingga akses ke program Generative AI Leader Certification.

Program yang berlangsung selama satu tahun ke depan itu mendorong para pesertanya untuk menyebarkan informasi mengenai pemanfaatan AI yang baik di bidang pendidikan.

"Kita harapkan ini bisa bermanfaat untuk mereka karena mereka ini adalah agent of change (agen perubahan), leaders of change, jadi para pemimpin yang membawa perubahan. Selain itu, diharapkan juga lebih banyak lagi pemanfaatan AI yang baik, khususnya di bidang edukasi dan juga pembelajaran," ujar Feliciana.

Google, melalui aplikasi AI Gemini, menghadirkan sejumlah fitur untuk mendukung proses belajar pelajar seperti Guided Learning, yang berperan sebagai asisten AI pribadi. Fitur ini memecah konsep secara bertahap dan menyesuaikan dengan kebutuhan pelajar, sehingga mereka dapat memahami suatu topik secara mendalam.

Selain itu, Gemini juga menyajikan pembelajaran visual terintegrasi dengan menggabungkan gambar berkualitas tinggi, diagram, hingga video YouTube langsung ke dalam respons. Fitur itu hadir untuk membantu memahami topik-topik sulit.

Untuk mendukung persiapan ujian, Gemini dilengkapi fitur Exam Prep yang dapat membuat kartu flash dan panduan belajar kustom dari materi pelajar untuk memperkuat pemahaman sekaligus mempersiapkan diri menghadapi berbagai ujian.


Baca selanjutnya,
Antam impor emas kurang lebih 30 ton dari Singapura & Australia...


PT Aneka Tambang Tbk (Antam) mengimpor emas kurang lebih 30 ton dari Singapura dan Australia untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri.

“Mungkin sekitar 30-an ton,” ucap Direktur Utama Antam
Achmad Ardianto dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, yang membidangi BUMN, di Senayan, Jakarta, Senin.

Pernyataan tersebut ia sampaikan ketika disinggung mengenai berapa jumlah emas yang diimpor oleh Antam dari Singapura.

Dia menjelaskan bahwa Antam mengimpor emas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di dalam negeri. Saat ini, kata dia, tambang emas milik Antam yang berlokasi di Pongkor, Jawa Barat, hanya bisa memproduksi 1 ton emas dalam satu tahun.

Sedangkan, realisasi penjualan emas Antam pada 2024 berada di angka 43 ton. Tahun ini, Antam menargetkan penjualan emas mencapai 45 ton.
 

Untuk merealisasikan target penjualan tersebut, dia menempuh sejumlah langkah, seperti memanfaatkan emas yang dijual oleh masyarakat ke Antam (buyback).

Ardianto pun memastikan bahwa emas yang diimpor oleh Antam berasal dari perusahaan yang terafiliasi dengan London Bullion Market (LBMA) yang berlokasi di Singapura maupun Australia. Antam, kata dia, membelinya dengan harga pasar.

“Kenapa Antam impor? Karena terpaksa, karena kebutuhan masyarakat besar, sementara sumbernya tidak ada,” ujarnya

Ardianto sekaligus menegaskan bahwa bukan Antam yang mengekspor emas ke luar negeri. Yang mengekspor emas, kata dia, merupakan perusahaan-perusahaan tambang emas lainnya yang ada di Indonesia.

“Antam tidak pernah mengekspor emas. Yang mengekspor emas itu adalah perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia,” ucap dia menegaskan.

 



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Google pilih 800 mahasiswa untuk mengikuti program pelatihan AI

Pewarta : Farhan Arda Nugraha
Editor : Nadilla
Copyright © ANTARA 2025