Tokyo (ANTARA) - Pemerintah Jepang, Rabu, memberlakukan aturan yang lebih ketat terkait konversi SIM asing dengan warga negara asing tidak lagi diizinkan menggunakan sistem tersebut menyusul serangkaian kecelakaan yang melibatkan pengemudi asing baru-baru ini.

Para pelamar kini diwajibkan untuk menyerahkan salinan surat keterangan domisili Jepang mereka, berbeda dengan sistem sebelumnya yang memungkinkan pengunjung jangka pendek mencantumkan hotel atau akomodasi lain sebagai alamat mereka.

Jumlah pertanyaan dalam tes pengetahuan telah ditingkatkan lima kali lipat menjadi 50, tersedia dalam 20 bahasa, dengan peserta ujian diharuskan menjawab dengan benar setidaknya 90 persen.

Tes keterampilan mengemudi juga telah diperluas untuk mencakup penilaian tentang bagaimana pengemudi melewati perlintasan pejalan kaki dan rel kereta api di jalur uji.

Warga negara Jepang yang tinggal di luar negeri dapat mengonversi SIM asing dengan menyerahkan surat keterangan keluarga mereka.

Warga negara asing yang baru memperoleh SIM Jepang tidak diizinkan untuk memperbaruinya jika mereka tidak lagi memiliki surat keterangan domisili.

Aturan yang lebih ketat diterapkan sebagai tanggapan atas kritik anggota parlemen terhadap tes konversi sebelumnya yang dianggap "terlalu mudah" untuk dilewati, karena memungkinkan peserta ujian untuk lulus tes pengetahuan dengan menjawab tujuh dari 10 pertanyaan dengan benar, yang juga tersedia dalam sekitar 20 bahasa.

Jumlah konversi SIM asing ke SIM Jepang telah meningkat belakangan ini, dengan angkanya meningkat lebih dari dua kali lipat selama dekade terakhir menjadi 68.623 tahun lalu, menurut Badan Kepolisian Nasional.

Dari warga negara asing yang mengonversi SIM mereka, warga Vietnam merupakan kelompok terbesar dengan 16.681 orang, diikuti oleh warga China dan Korea Selatan, kata badan tersebut.

Kecelakaan lalu lintas di mana pengemudi asing menjadi korban tertinggi mencapai rekor tertinggi, yaitu 7.286 kasus tahun lalu. Angka tersebut mencakup 2,7 persen dari seluruh insiden.

Sumber: Kyodo

Baca selanjutnya,
Tari Lengger Banyumas dapat sambutan hangat di Tokyo...


Maestro Tari Lengger Banyumas, Rianto, mengatakan bahwa tari tersebut mendapatkan sambutan positif masyarakat Tokyo, Jepang, ia mengakui animo masyarakat untuk belajar tarian ini cukup tinggi.

"Tari Lengger Banyumas itu animo masyarakatnya luar biasa," kata Rianto saat ditemui di Jakarta, Selasa.

Rianto mengemukakan bahwa animo yang tinggi tersebut, tak lepas dari irama tarian tradisional khas Banyumas yang bisa menjadi upaya penyembuhan diri atau healing.

Ia pun menargetkan, melalui kesenian tradisional Indonesia itu dapat menjadi langkah menurunkan angka bunuh diri di Jepang.

"Sebagai healing mereka, karena mobilitas di Jepang kan sangat tinggi sekali. Orang stress-nya juga banyak. Orang melihat itu sampai nangis sampai kepingin belajar," katanya.

Lewat sanggar yang tari yang dikelola sang istri yang merupakan warga Jepang yang diberi nama "Dewandaru Dance Company" itu, para pekerja asal Indonesia yang berada di Tokyo juga turut belajar tari lengger selain warga Jepang pada umumnya.

Studio tersebut kini melatih menari tarian Jawa dan musik sekitar 100 orang, jumlah tersebut menurutnya berkembang dari semula yang hanya melatih sekitar 25 orang saja.

"Kalau persenannya 85 persen orang Jepang, yang orang Indonesia kan mereka datang ke sana memang untuk kerja," tambah dia.

Untuk para pekerja asal Indonesia, Rianto mengaku tidak menarik biaya apapun asalkan mau belajar, berbeda dengan warga Jepang yang dikenakan biaya iuran.

Rianto mengaku, dalam melestarikan tari Lengger, ia telah menggelar beberapa festival di antaranya gelaran menari 24 Jam pada 2-3 Mei 2025 yang bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional di Banyumas, sebagai upaya pelestarian Lengger.

Kemudian gelaran Lengger Bicara dengan menghadirkan 10.000 penari lengger, kemudian gelaran tari bertajuk Lengger Satria Suwarna Banyumas pada 22 Juni 2025 yang kemudian menyusul penetapan hari Lengger Sedunia yang juga bertepatan dengan upacara ritual kesuburan oleh para petani.


Pada November mendatang, ia juga akan menggelar tari Lengger Lanang bersama para penari Indonesia pada 20-27 November yakni dalam gelaran festival musik internasional di Tokyo, Jepang
termasuk menghadirkan alat musik calung asal Banyumas.

 

 



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jepang perketat aturan konversi SIM bagi pengemudi asing

Pewarta : Cindy Frishanti Octavia
Editor : Nadilla
Copyright © ANTARA 2025