Batam (ANTARA) - Kepolisian Resor Kota (Polresta) Barelang, Polda Kepulauan Riau, memfasilitasi perdamaian dua komunitas pengemudi online yang terlibat bentrok di Kota Batam, hingga saling sepakat menjaga kondusifitas dan keamanan di wilayah masing-masing.
Kapolresta Barelang Kombes Pol. Zaenal Arifin memastikan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat di Kota Batam berlangsung aman terkendali pascakejadian.
“Begitu mengetahui adanya keributan, saya langsung berkoordinasi dengan Ketua ADOB dan Komando agar segera menarik anggotanya dari lokasi,” kata Zaenal dikonfirmasi di Batam, Senin.
Baca juga: Disdik Kepri bangun dua SMK baru di Batam
Keributan terjadi antara komunitas Aliansi Driver Online Batam (ADOB) dan Komunitas Andalan Driver Online (Komando) pada Minggu (12/10) dini hari di kawasan Hotel Utama, Lubuk Baja, Kota Batam. Kejadian ini dipicu oleh unggahan di media sosial.
Perwira menengah Polri itu menyayangkan terjadinya keributan tersebut, dan berharap tidak terulang kembali dengan menindaklanjuti peristiwa tersebut secara profesional.
“Polresta Barelang akan menindaklanjuti kasus ini secara profesional untuk memberikan kepastian hukum kepada para korban,” ujarnya.
Upaya mendamaikan dua kelompok driver online ini dipimpin langsung oleh Kapolresta Barelang, didampingi Kasat Intelkam Kompol Yudiarta Rustam pada Minggu malam. Hadir dalam pertemuan itu, perwakilan masing-masing komunitas, Ketua ADOB Djefri Rajab, dan Ketua Komando Feryandi Tarigan.
Kasat Intelkam Polresta Barelang Kompol Yudiarta Rustam menyampaikan pertemuan dua komunitas tersebut peting untuk menurunkan tensi dan mengedepankan rasa persaudaraan di antara keduanya.
Baca juga: Pemkab Natuna tingkatkan indeks pembanguna manusia lewat beasiswa dan bantuan usaha
“Kami berharap permasalahan ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan dan tidak melebar,” katanya.
Yudiarta mengingatkan para ketua masing-masing komunitas mampu mengendalikan seluruh anggotanya untuk menahan diri dan tidak terprovokasi oleh persaingan bisnis maupun isu yang beredar di media sosial.
“Pertemuan tadi malam bukan untuk mencari siapa yang salah atau benar, tapi bagaimana sama-sama memahami bahwa semua driver online bekerja untuk mencari nafkah,” ujarnya.
Terpisah, Ketua ADOB Djefri Rajab mengatakan permasalahan yang terjadi sudah selesai setelah difasilitasi oleh Polresta Barelang.
Menurut dia, peristiwa keributan itu terjadi dikarenakan terprovokasi informasi di lapangan.
Baca juga: Kepri alokasikan Rp50 miliar untuk SPP gratis pada 2026
“Yah mungkin karena di lapangan sudah terlalu ramai. Tapi, Alhamdulillah semua sudah selesai dan kondusif. Kawan-kawan sudah normal lagi aktivitasnya,” kata Djefri.
Djefri juga memohon maaf atas kejadian tersebut mengganggu kenyamanan masyarakat Kota Batam.
Dari hasil pertemuan itu disepakati beberapa hal, di antaranya kasus tersebut akan diselidiki oleh Polresta Barelang untuk memberikan kepastian hukum bagi korban, kedua komunitas membuat surat penyataan dan video klarifikasi bersama sebagai komitmen menjaga perdamaian dan kondusifiitas di Kota Batam.
Keributan berawal dari unggahan bernada provokatif di media sosial oleh pembina ADOB terhadap para pengemudi online. Pihak Komando telah meminta klarifikasi terkait konten tersebut. Tetapi respon yang diberikan justru menambah panas suasana.
Akibat keributan tersebut, dari pihak Komando menyebut ada sembilan orang yang menjadi korban luka-luka, termasuk seorang wanita, istri salah satu pengemudi driver online.
Baca juga:
10.503 pencari kerja di Batam terserap hingga September 2025
Diskum Batam salurkan dana bergulir hingga Rp2,9 M ke 28 pelaku UMK

Komentar