Batam (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Perwakilan Kepulauan Riau (BKKBN Kepri) sebut 418 Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) yang tersebar di desa dan kelurahan di provinsi itu berjalan efektif dalam mendukung program pembangunan keluarga.
Kepala Perwakilan BKKBN Kepri Rohina mengatakan bahwa berbagai pelayanan dan kegiatan lintas sektor terlaksana dengan baik di seluruh Kampung KB.
“Alhamdulillah Kampung KB di Kepri sudah berjalan dengan baik di seluruh 418 kelurahan/desa di Kepri. Dari Kemendukbangga/BKKBN ada pelayanan KB (Keluarga Berencana), pembinaan kelompok kegiatan, dan pelaksanaan program Quick Wins,” ujarnya saat dihubungi di Batam, Selasa.
Menurut Rohina, keberhasilan program ini juga didukung oleh kolaborasi 13 kementerian yang menjalankan program masing-masing di wilayah Kampung KB.
“Misalnya Kementerian Kesehatan juga ada Posyandu ILP (Integrasi Layanan Primer), kelas ibu hamil, hingga kelas ibu balita. Dari Kementerian Agama seperti ada bimbingan dan penyuluhan keagamaan,” kata dia.
Ia menjelaskan, dari total 418 Kampung KB di Kepri, pembagian klasifikasinya terdiri atas kategori dasar (105 kelurahan/desa), berkembang (70 kelurahan/desa), mandiri (59 kelurahan/desa) dan berkelanjutan (184 kelurahan/desa).
Baca juga: Batam raih tunggal IHal 2025 dari Provinsi Kepulauan Riau
Sebagai provinsi kepulauan, Kepri menghadapi tantangan pelaksanaan program yang berbeda-beda, terutama berdasarkan karakteristik wilayah.
Untuk wilayah industri, kata Rohina, BKKBN Kepri melaksanakan KB Perusahaan, dan bekerja sama dengan berbagai perusahaan untuk memberikan sosialisasi dan pembinaan.
“Pada wilayah didominasi oleh penduduk dengan mata pencaharian nelayan, pendekatan dilakukan melalui pembentukan dan penguatan UPPKA (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor) untuk mendukung usaha ekonomi keluarga,” katanya.
Sementara di wilayah padat penduduk, fokus diarahkan pada peningkatan pelayanan KB, pembinaan ketahanan keluarga, serta pendampingan kelompok kegiatan, tambahnya.
Meski berjalan dengan baik, Rohina mengatakan bahwa masih ada sejumlah tantangan tetap seperti minimnya partisipasi aktif keluarga dalam kegiatan Kampung KB.
“Contohnya pada kegiatan BKB (Bina Keluarga Balita), kadang keluarga datang tapi kurang aktif berpartisipasi. Pada kegiatan posyandu juga sering ada yang tidak hadir dengan berbagai alasan, seperti orang tua bekerja atau memilih membawa anak ke klinik,” katanya.
Ia menegaskan bahwa BKKBN Kepri terus melakukan pendekatan bersama pemerintah kabupaten/kota untuk meningkatkan partisipasi masyarakat agar manfaat Kampung KB dapat lebih optimal.
Baca juga: Polda Kepri dan IFLEC perkuat sinergi penegakan hukum lintas negara
Baca juga: BC Batam gagalkan penyeludupan 1,5 Kg narkoba melalui perairan