Batam (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim Batam mengingatkan masyarakat dan pemerintah daerah Kepulauan Riau mewaspadai dampak Siklon Tropis Senyar dan Koto yang berpotensi terjadi hingga tiga hari ke depan.
“Dampak dari siklon adalah berkumpulnya awan potensi hujan, angin kencang yang dapat memicu gelombang tinggi dan pohon tumbang,” kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim Batam yang juga koordinator BMKG se wilayah Kepri Ramlan Djambak dikonfirmasi di Batam, Jumat.
Ramlan menjelaskan wilayah Kepri juga terdampak Siklon Tropis Senyar dan Koto sama seperti Aceh, Sumatera Utara (Sumut) dan Sumatera Barat (Sumbar).
Hanya saja, lanjut dia, dampak di wilayah Kepri tidak sebesar yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat yang saat ini tengah dilanda bencana alam berupa banjir bandang dan tanah longsor akibat cuaca ekstrem.
“Yang membedakannya jarak dengan Sumatera Utara dan Aceh sangat dekat dengan siklon. Walaupun Kepri terdampak, namun tidak sehebat Aceh, Sumut maupun Sumbar,” ujarnya.
Tetapi kemunculan Siklon Tropis Senyar dan Koto ini perlu diwaspadai, kata dia, karena siklon tropis ini masih terus bergerak, jika pergerakannya menuju Laut China Selatan (letak Provinsi Kepri), dampak serupa bisa dialami Kepri.
“Kecuali jika pergerakannya baik Siklon Senyar maupun Siklon Koto ke arah Laut China Selatan,” katanya menekankan.
Ramlan menyebut fenomena Siklon Tropis Senyar dan Siklon Koto yang terjadi di Selat Malaka ini bisa dibilang sebagai yang pertama dalam sejarah manusia. Karena siklon tidak tumbuh di sepanjang garis Ekuator di mana Indonesia berada. Secara fisika, siklon akan melemah atau punah ketika bergerak sekitar Ekuator, apalagi di Laut China Selatan yang tergolong sebagai lautan yang sempit.
“Laut China Selatan itu kan laut sempit. Biasanya siklon akan tumbuh awalnya di laut lepas, laut luas. Ini malah di laut sempit dan bahkan bergerak ke daratan,” katanya.
Baca juga: Waspada potensi hujan sedang di sejumlah wilayah Kepri hari ini
“Artinya perubahan iklim ini sudah nyata. Memang (siklon) ini tidak wajar, tumbuh siklon ini tidak pernah ada siklon itu apalagi di dekat Sumatera,” katanya melanjutkan.
Walaupun demikian, lanjut dia, dalam lima tahun terakhir cukup banyak sistem siklon yang mendekati Indonesia dan memberikan dampak signifikan seperti terjadi di perairan Bengkulu, dan siklon Cempaka pada tahun 2017 berdampak di Cilacap dan Yogyakarta.
Adanya kemunculan Siklon Tropis Senyar dan Koto ini, BMKG mengingatkan masyarakat wilayah Kepri untuk mewaspadai potensi terjadi hujan yang disertai angin kencang.
Kemudian ketinggian gelombang juga berpengaruh, karena gelombang tinggi dipicu angin, semakin kuat angin makan semakin tinggi gelombang.
“Untuk transportasi laut diwaspadai untuk nelayan, dan segala macam yang beraktivitas di laut lebih diperhatikan gelombang lautnya, akan berbahaya jangan dipaksakan untuk melaut atau belayar,” kata Ramlan.
“Kemudian juga untuk masyarakat di sekitar pegunungan, pesisir ini berdampak juga jika terjadi hujan lebat berpotensi akan terjadi longsor, banjir ataupun banjir bandang, (potensi) ini bisa diperhatikan,” sambungnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG ingatkan waspada dampak Siklon Senyar dan Siklon Koto di Kepri