Batam (Antara Kepri) - Kementerian Luar Negeri RI melalui Pokja Penguatan Diplomasi Ekonomi bersama Direktorat Amerika Utara dan Tengah menjajaki peluang kerjasama di bidang ekonomi maritim antara Indonesia dan AS, sebagai upaya mendukung perwujudan visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.

"Amerika Serikat memiliki potensi dan minat yang cukup kuat dalam pengembangan ekonomi kemaritiman di Indonesia," kata Ketua Pelaksana Harian Pokja Diplomasi Ekonomi Kemlu I.G. Ngurah Swajaya dalam Forum Dialog Pengembangan Kerjasama Infrastruktur Kemaritiman RI-AS di Batam, Selasa.

Menurut dia, Indonesia dan Amerika Serikat terikat dalam kerjasama kemitraan komprehensif yang ditetapkan sejak November 2010, termasuk dalam bidang kemaritiman.

Dia juga menyebutkan hubungan bilateral di bidang kemaritiman di antara kedua negara telah terjalin dengan pembentukan kerja sama melalui nota kesepahaman di bidang maritim.

"Kerja sama bidang maritim antara Indonesia dan Amerika, antara lain dalam pemanfaatan teknologi satelit, memerangi 'IIU Fishing' (penangkapan ikan secara ilegal), peningkatan kapasitas sumber daya  kelautan dan perikanan," ungkap dia.

Namun, Duta Besar Ngurah Swajaya mengatakan kedua negara masih memiliki banyak peluang kerja sama di bidang ekonomi kemaritiman yang masih perlu dijajaki, seperti pada sektor pembangunan kapal, wisata pantai, fasilitas logistik dan pelabuhan, infrastruktur dan pembangunan pelabuhan, dan bioteknologi.

"Salah satunya Amerika memiliki keahlian yang memadai dalam hal penambangan dasar laut dan bioteknologi laut. Bioteknologi kelautan merupakan suatu potensi yang bisa dikembangkan di Indonesia," ujar dia.

Terkait upaya penjajakan potensi kerja sama Indonesia dengan Amerika Serikat di bidang ekonomi maritim itu, Direktorat Amerika Utara dan Tengah (Amuteng) Kemlu melakukan kunjungan ke Badan Pengusahaan Batam dan perusahaan galangan kapal di Batam, yaitu PT Palindo Marine Shipyard.

"Tujuan utama kami mencoba mempromosikan industri galangan kapal yang dari pengamatan kami adalah suatu industri yang prospektif, dan industri galangan kapal di Indonesia sebagian besar ada di Batam," kata Direktur Amuteng Kemlu Ibnu Hadi.

Menurut Ibnu, ada potensi kerja sama ekonomi maritim antara Indonesia dan AS, khususnya di bidang industri galangan kapal, dan bentuk kerja sama itu berupa "joint venture" di mana Indonesia dapat memanfaatkan keunggulan teknologi yang dimiliki AS.

"Ada banyak perusahaan galangan kapal di Batam yang kemungkinan bisa lebih berkembang dengan bekerja sama dengan perusahaan Amerika yang unggul dari segi teknologi," ujar dia.

Selain itu, Ibnu juga mengatakan bahwa para pengusaha Amerika masih melihat adanya prospek yang baik di masa depan bagi industri galangan kapal di Batam.  (Antara)

Editor: Rusdianto

Pewarta : Yuni Arisandy
Editor :
Copyright © ANTARA 2025