Tanjungpinang (ANTARA) - Pemerintah Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) melalui Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan (Bappelitbang) menjajaki kerja sama pengembangan sistem pengolahan sampah secara modern dengan pihak swasta.
Kepala Bappeelitbang Tanjungpinang Riono mengatakan saat ini sudah ada calon investor yang menawarkan pengolahan sampah menggunakan teknologi mutakhir bernama Bio Cook, merupakan teknologi pengolahan limbah inovatif berbasis karbonisasi hidrotermal, yang diklaim mampu mengolah sampah organik basah tanpa perlu proses pemisahan atau pengeringan awal.
"Teknologi ini mampu mengubah sampah menjadi karbon, bahan bakar, serta pupuk cair yang dapat dimanfaatkan kembali untuk pertanian dan energi," kata Riono di Tanjungpinang, Kamis.
Baca juga: Pemkab Natuna sebut sudah terbentuk 41 Koperasi Desa Merah Putih
Dia menyampaikan teknologi Bio Cook itu ditawarkan oleh calon investor dari PT Vistana Insinyur Servis, mitra lokal dari Smart Express International Holdings Limited.
Menurut Riono pihak investor tersebut menyampaikan rencana awal pembangunan fasilitas pengolahan sampah berkapasitas 100 hingga 200 ton per hari.
Fasilitas itu diharapkan mampu mengurangi ketergantungan pada tempat pembuangan akhir (TPA) dan mengubah beban lingkungan menjadi peluang ekonomi baru.
Pemkot, lanjut dia, sangat menyambut baik tawaran penerapan teknologi ramah lingkungan dan berkelanjutan seperti Bio Cook di Tanjungpinang.
Jika terealisasi, maka kerja sama ini diproyeksikan tidak hanya mengatasi permasalahan sampah, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi melalui produksi listrik, bahan bakar alternatif, dan pupuk cair yang dapat dijual kepada masyarakat lokal.
Baca juga: Barantin Kepri perketat pengawasan ternak cegah penyebaran PMK
"Kami sudah melakukan pertemuan dengan calon investor itu. Hal ini jadi langkah awal yang baik guna menjajaki kerja sama dalam pengelolaan sampah yang lebih modern dan produktif," ujarnya.
Lanjut Riono menyampaikan bahwa pihak PT Vistana Insinyur Servis yang berkantor di Batam itu menyatakan komitmen mereka untuk melakukan studi kelayakan lanjutan.
Pihak terkait juga akan menjajaki kemitraan dengan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya demi mewujudkan sistem pengolahan sampah yang terintegrasi dan berkelanjutan di Tanjungpinang.
Bahkan calon investor tersebut telah meninjau langsung tempat pembuangan akhir (TPA) yang berlokasi di wilayah Ganet, Kecamatan Tanjungpinang Timur.
TPA Ganet diketahui menampung 90 ton sampah setiap harinya, yang didominasi sampah rumah tangga, baik organik maupun anorganik.
Baca juga:
Bea Cukai Tanjungpinang musnahkan barang milik negara senilai Rp5,3 miliar
Pemkab Natuna terima Rp2,6 miliar DAK untuk mengatasi permukiman kumuh
Komentar