Tanjungpinang, Kepri (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Pemprov Kepri) menjajaki peluang kerja sama ekspor produk kelautan dan perikanan ke negara Amerika Serikat (AS).
Wakil Gubernur Kepri Nyanyang Haris Pratamura menyampaikan hal itu sebagai upaya pemprov mengembangkan sektor kelautan dan perikanan sebagai pilar penting pertumbuhan ekonomi daerah setempat.
"Kami terus membangun jejaring bisnis antara pelaku usaha di Kepri dengan mitra internasional," kata Nyanyang saat bertemu dengan Thomas James Kraft, selaku Senior Adviser Norpac Fisheries Export di Kantor Gubernur Kepri, Dompak, Tanjungpinang, Selasa.
Baca juga: Cuaca Kepri hari ini diprakirakan berawan
Pertemuan tersebut membahas potensi kerja sama ekspor komoditas kelautan dan perikanan Kepri menuju pasar Amerika Serikat.
Wagub menyampaikan saat ini Pemprov Kepri tengah mempercepat implementasi konsep pembangunan ekonomi biru dengan tajuk "Merajut Permata Biru Ekonomi Gerbang Utara Indonesia".
Konsep ini dikembangkan sejalan dengan program nasional ekonomi biru dan selaras dengan berbagai kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
"Fokus kami antara lain pada ketahanan pangan laut, ekspor hasil perikanan budidaya dan produk olahan, pengembangan kampung perikanan budi daya, kawasan aquaculture estate yang berkelanjutan, serta penciptaan sentra-sentra pengolahan hasil kelautan dan perikanan," ujar Nyanyang.
Ia juga mengapresiasi kontribusi PT Bintan Inti Gemilang (BIG) yang telah memulai pengolahan dan ekspor produk perikanan perdana dari Kabupaten Bintan ke Amerika Serikat.
Baca juga: 2 kecamatan di Natuna dapat pasokan listrik PLN 24 jam
Keberadaan fasilitas tersebut telah menciptakan peluang kerja dan memberikan dampak positif terhadap percepatan pertumbuhan ekonomi daerah.
Nyanyang berharap melalui pertemuan itu, tercipta diskusi dan business matching yang produktif antara Norpac dan para pemangku kepentingan di Kepri.
"Harapannya kita dapat mengidentifikasi berbagai tantangan dan solusi bersama, serta memperbanyak kisah sukses ekspor produk olahan perikanan dari Kepri ke pasar global," ucap Nyanyang.
Sementara itu, Thomas menekankan pentingnya keseimbangan antara pelestarian sumber daya laut dengan penciptaan peluang ekonomi di komunitas pesisir.
Ia menjelaskan proyek yang dijalankan Norpac di Kepri bertujuan untuk menambah nilai produk laut secara lokal, membuka lapangan kerja berkualitas, dan mengumpulkan data ilmiah guna menjaga keberlanjutan ekosistem laut.
Selama puluhan tahun, kata dia, ikan hasil tangkapan nelayan kecil di Kepri diekspor dalam bentuk utuh tanpa memberi nilai tambah signifikan bagi komunitas lokal.
Baca juga: TNI AL musnahkan 2 ton narkoba selundupan di Kepri bernilai Rp7,5 T
"Proyek ini mengubah realitas itu, dengan membangun fasilitas pengolahan dan infrastruktur teknis yang memungkinkan produk Kepri bersaing di pasar global," jelas Thomas.
Dia turut memaparkan dengan sekitar 2.500 kapal ikan dan rata-rata 15 awak per kapal, ada lebih dari 37.500 awak yang mata pencahariannya bergantung pada sektor perikanan di Kepri.
Melalui fasilitas BIG, lanjutnya, ada sebanyak 60 tenaga kerja lokal telah direkrut dengan posisi mulai dari tenaga pengolah profesional, supervisor, manajer, hingga ahli teknologi, keuangan, dan logistik.
"Dengan memperhitungkan anggota keluarga dari para pekerja dan mitra jasa, proyek ini diperkirakan memberikan dampak sosial dan ekonomi bagi lebih dari 39.000 jiwa di wilayah ini," ucap Thomas.
Norpac adalah sebuah perusahaan pengolahan dan distribusi seafood yang berbasis di Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat.
Baca juga:
Pemprov Kepri tunda pembayaran TPP ASN imbas kas daerah minim
Bakamla RI evakuasi 14 korban kapal nelayan terbalik di Bintan
Komentar