Karimun (Antara Kepri) - Kepolisian Resor Karimun, Kepulauan Riau membagikan sejumlah jaket pelampung atau "life jacket" untuk nelayan tradisional setempat.
Sebanyak dua puluh nelayan jaring tenggiri menerima jaket pelampung yang diserahkan Kepala Satuan Polisi Perairan Polres Karimun Inspektur Polisi Satu (Iptu) Fahmi Fiandri di pangkalan nelayan Leho, Kecamatan Tebing, Karimun, Sabtu.
"Jaket pelampung kami berikan agar nelayan dapat memakainya selama kondisi cuaca ekstrem di laut," katanya.
Fahmi Fiandri mengatakan, cuaca ekstrem berupa gelombang tinggi dan angin kencang diprakirakan akan melanda perairan Kabupaten Karimun, terutama perairan laut lepas yang berbatasan dengan Selat Malaka, atau perairan Singapura dan Malaysia.
Bantuan jaket pelampung tersebut, menurut dia, adalah bentuk perhatian Kepolisian kepada masyarakat, khususnya nelayan tradisional yang menangkap ikan dengan peralatan seadanya.
"Meski sudah dapat 'life jacket', mereka kami harapkan selalu waspada saat melaut, amati kondisi cuaca untuk keselamatan diri," ucapnya.
Para nelayan yang menerima jaket pelampung itu juga mendapatkan stiker yang bertuliskan imbauan agar mereka waspada terhadap cuaca dan tindak kejahatan di laut, menghindari perairan perbatasan agar tidak hanyut ke perairan negara tetangga.
Dalam stiker tersebut juga tertera nomor ponsel yang dijadikan sambungan "hotline" 1x24 jam untuk nelayan yang mengalami masalah di laut.
"Nelayan juga diimbau untuk menghindari perairan perbatasan, agar tidak terjadi konflik dengan aparat keamanan Malaysia, seperti yang pernah terjadi beberapa waktu lalu. Hubungi nomoor HP yang tertera di stiker," ujarnya.
Salah seorang nelayan Arifin mengapresiasi bantuan jaket pelampung tersebut. Ia akan tetap mengenakannya ketika menangkap ikan di laut.
"Kami biasanya menangkap ikan di perairan perbatasan, sekitar Pulau Takong Hiu. Biasanya malam hari, dan jaket pelampung ini sangat berguna bagi kami," katanya.
Dia juga mengatakan akan menghubungi nomor ponsel yang tertera di stiker yang ia terima untuk melaporkan berbagai persoalan di laut.
"Salah satu persoalan kami di laut adalah pencurian jaring yang kami tebar di Takong Hiu pada malam hari. Pencurian jaring ini membuat kami resah dan rugi," katanya. (Antara)
Editor: F.C Kuen
Sebanyak dua puluh nelayan jaring tenggiri menerima jaket pelampung yang diserahkan Kepala Satuan Polisi Perairan Polres Karimun Inspektur Polisi Satu (Iptu) Fahmi Fiandri di pangkalan nelayan Leho, Kecamatan Tebing, Karimun, Sabtu.
"Jaket pelampung kami berikan agar nelayan dapat memakainya selama kondisi cuaca ekstrem di laut," katanya.
Fahmi Fiandri mengatakan, cuaca ekstrem berupa gelombang tinggi dan angin kencang diprakirakan akan melanda perairan Kabupaten Karimun, terutama perairan laut lepas yang berbatasan dengan Selat Malaka, atau perairan Singapura dan Malaysia.
Bantuan jaket pelampung tersebut, menurut dia, adalah bentuk perhatian Kepolisian kepada masyarakat, khususnya nelayan tradisional yang menangkap ikan dengan peralatan seadanya.
"Meski sudah dapat 'life jacket', mereka kami harapkan selalu waspada saat melaut, amati kondisi cuaca untuk keselamatan diri," ucapnya.
Para nelayan yang menerima jaket pelampung itu juga mendapatkan stiker yang bertuliskan imbauan agar mereka waspada terhadap cuaca dan tindak kejahatan di laut, menghindari perairan perbatasan agar tidak hanyut ke perairan negara tetangga.
Dalam stiker tersebut juga tertera nomor ponsel yang dijadikan sambungan "hotline" 1x24 jam untuk nelayan yang mengalami masalah di laut.
"Nelayan juga diimbau untuk menghindari perairan perbatasan, agar tidak terjadi konflik dengan aparat keamanan Malaysia, seperti yang pernah terjadi beberapa waktu lalu. Hubungi nomoor HP yang tertera di stiker," ujarnya.
Salah seorang nelayan Arifin mengapresiasi bantuan jaket pelampung tersebut. Ia akan tetap mengenakannya ketika menangkap ikan di laut.
"Kami biasanya menangkap ikan di perairan perbatasan, sekitar Pulau Takong Hiu. Biasanya malam hari, dan jaket pelampung ini sangat berguna bagi kami," katanya.
Dia juga mengatakan akan menghubungi nomor ponsel yang tertera di stiker yang ia terima untuk melaporkan berbagai persoalan di laut.
"Salah satu persoalan kami di laut adalah pencurian jaring yang kami tebar di Takong Hiu pada malam hari. Pencurian jaring ini membuat kami resah dan rugi," katanya. (Antara)
Editor: F.C Kuen