Batam (Antara Kepri) - Yayasan Sunan Adijaya bersama Dinas Pariwisata Provinsi Kepri menggelar Seminar Tata Rias Wajah Pengantin Melayu dan Nusantara di Batam, Selasa..
"Kami ingin meningkatkan kompetensi penata rias pengantin baik adat Melayu maupun Nusantara. Ini sebagai budaya yang harus dilestarikan," kata Ketua Panitia Ema Yudianawati di Nagoya Citywalk Batam.
Ia mengatakan, meskipun banyak kreasi tata rias wajah pengantin, tetapi pakem-pakem adat harus tetap dipertahankan mengingat ada makna-makna luhur dalam setiap tata rias atau busana yang dikenakan.
"Kami berharap, ini bisa memberikan pemahaman bagi penata rias agar bisa menampilkan tata rias dan busana sesuai masing-masing budaya," kata dia.
Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber M Deddy yang terkenal dengan "make-up" pengantin bersanggul modern tanpa sasak dan "make-up" pengantin Muslimah dengan aneka kreasi jilbab. Ia sudah memenangkan berbagai pengharaan nasional dan internasional.
Perwakilan Dinas Pariwisata Provinsi Kepri, M Frenky Wilianto mengatakan, tata rias bisa masuk ke ekonomi kreatif mengingat banyak karnaval yang menampilkan tata rias, busana daerah, dan pengantin.
"Saat ini unsur budaya dalam pariwisata juga memegang peranan penting. Kami dari Dinas Pariwisata mengapresiasi kegiatan ini. Ini juga bagian dari kegiatan pariwisata," kata da.
Ia mengatakan, untuk mewadahi kegiatan keratif dari pelaku usaha, mulai 2017 di Dispar Kepri ada bidang ekonomi kreatif.
"Ekonomi kreatif akan berkembang trus. Hal seperti ini juga masuk di dalamnya, mengingat bisa digelar berbagai karnaval menampilkan tata rias dan busana daerah seperti ini," kata Frenky.
Ia mencontohkan, Festival Bahari Kepri yang dilaksanakan pada Oktober 2016 di Tanjungpinang dengan menampilkan budaya Melayu mendapat apresiasi luar biasa secara nasional.
"Kegiatan ini akan menimbulkan karya-karya kreatif baru. Jadi harus didukung agar terus berkembang," kata dia.
Selain unsur kekayaan alam, unsur budaya juga ditonjolkan dalam menarik wisatawan asing ke Kepri.
"Akses Kepri kuat mengingat berbatasan langsung dengan berbagai negara ASEAN, daya tampung hotel banyak. Namun, masih lemah dalam berbagai kegiatan atraksi," kata Frenky. (Antara)
Editor: Rusdianto
"Kami ingin meningkatkan kompetensi penata rias pengantin baik adat Melayu maupun Nusantara. Ini sebagai budaya yang harus dilestarikan," kata Ketua Panitia Ema Yudianawati di Nagoya Citywalk Batam.
Ia mengatakan, meskipun banyak kreasi tata rias wajah pengantin, tetapi pakem-pakem adat harus tetap dipertahankan mengingat ada makna-makna luhur dalam setiap tata rias atau busana yang dikenakan.
"Kami berharap, ini bisa memberikan pemahaman bagi penata rias agar bisa menampilkan tata rias dan busana sesuai masing-masing budaya," kata dia.
Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber M Deddy yang terkenal dengan "make-up" pengantin bersanggul modern tanpa sasak dan "make-up" pengantin Muslimah dengan aneka kreasi jilbab. Ia sudah memenangkan berbagai pengharaan nasional dan internasional.
Perwakilan Dinas Pariwisata Provinsi Kepri, M Frenky Wilianto mengatakan, tata rias bisa masuk ke ekonomi kreatif mengingat banyak karnaval yang menampilkan tata rias, busana daerah, dan pengantin.
"Saat ini unsur budaya dalam pariwisata juga memegang peranan penting. Kami dari Dinas Pariwisata mengapresiasi kegiatan ini. Ini juga bagian dari kegiatan pariwisata," kata da.
Ia mengatakan, untuk mewadahi kegiatan keratif dari pelaku usaha, mulai 2017 di Dispar Kepri ada bidang ekonomi kreatif.
"Ekonomi kreatif akan berkembang trus. Hal seperti ini juga masuk di dalamnya, mengingat bisa digelar berbagai karnaval menampilkan tata rias dan busana daerah seperti ini," kata Frenky.
Ia mencontohkan, Festival Bahari Kepri yang dilaksanakan pada Oktober 2016 di Tanjungpinang dengan menampilkan budaya Melayu mendapat apresiasi luar biasa secara nasional.
"Kegiatan ini akan menimbulkan karya-karya kreatif baru. Jadi harus didukung agar terus berkembang," kata dia.
Selain unsur kekayaan alam, unsur budaya juga ditonjolkan dalam menarik wisatawan asing ke Kepri.
"Akses Kepri kuat mengingat berbatasan langsung dengan berbagai negara ASEAN, daya tampung hotel banyak. Namun, masih lemah dalam berbagai kegiatan atraksi," kata Frenky. (Antara)
Editor: Rusdianto