Batam (Antaranews Kepri) -  KM Sunrise Glory ternyata sempat menurunkan 1,5 ton sabu di laut lepas sebelum diamankan tim Western Fleet Quick Response (WFQR) TNI AL ke pelabuhan Batuampar Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau.

"KM Sunrise Glory diduga membawa tiga ton lebih sabu-sabu. Hal tersebut berdasarkan informasi awal kita dari Australia berarti di sini masih ada sekitar 1,7 ton lagi," kata Wakil Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Achmad Taufiqoerrochman, di Batam, Sabtu.

Wakasal menambahkan apabila dilihat dari pengerakan kapal, pihaknya menduga kapal-kapal pembawa narkotika memiliki pelabuhan induk di tengah laut.

Aktivitas bongkar muat barang tersebut lanjut Wakasal dilakukan para tersangka saat berada di laut lepas.

"Kita menduga ada mother shipnya tapi ini masih dugaan dan akan kita dalami lagi," katanya.

Baca juga: TNI AL amankan 1 ton sabu-sabu di Batam

Pihaknya juga akan mendalami dari mana para tersangka mendapatkan bendera Singapura dan Indonesia. Karena kata Wakasal saat berada di Selat Malaka kapal tersebut menggunakan bendera Singapura. Namun saat akan ditangkap nakhoda kapal mengantinya dengan bendera Indonesia.

Bahkan dokumen yang diperlihatkan para tersangka kepada tim WFQR berbahasa indonesia. (Antara)

Editor : Pradanna Putra

Pewarta : Messa Haris
Editor : Kepulauan Riau
Copyright © ANTARA 2024