Ia mengemukakan, dari 23 negara yang melaporkan munculnya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, tidak terjadi gejala ataupun lonjakan yang signifikan seperti halnya saat muncul varian awal Delta maupun Omicron.
Baca juga:
Embarkasi Batam siapkan 4 ruang untuk isolasi COVID-19
Gubernur: kasus COVID-19 di Kepri makin melandai
Virus COVID-19 dapat terus bermutasi sehingga disiplin protokol kesehatan serta melengkapi vaksinasi di masyarakat perlu terus dilakukan.
Baca juga:
Warga Bintan tangkap buaya yang terjerat pancing
BUMD Tanjungpinang berminat kelola puluhan aset ekonomis Pemkab Bintan
Kepri
Sebelumnya, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Provinsi Kepulauan Riau, Tjetjep Yudiana mengungkapkan Virus Omicron BA.4 dan Omicron BA.5, salah satu varian COVID-19 belum ditemukan di wilayah itu. Namun ia mengingatkan agar masyarakat harus tetap waspada.
"Omicron B.4 dan B.5 itu sudah ada sejak dua bulan lalu di sejumlah negara seperti Inggris dan Afrika Selatan Di Indonesia baru ditemukan di Bali," kata mantan Kepala Dinkes Kepri.
Tjetjep mengemukakan virus itu cenderung lebih berbahaya dibanding varian Omicron sebelumnya. Namun dari studi kasus, warga yang sudah vaksinasi dosis penguat, rata-rata tidak bergejala bila terinfeksi virus itu.
Orang yang terinfeksi Omicron B.4 dan Omicron B.5 biasanya mengalami gejala pada umumnya pasien COVID-19 seperti demam, batuk, mudah lelah, hilang rasa atau bau. Namun ada gejala khusus bagi pasien yang terinfeksi virus itu yakni sakit tenggorokan, sakit kepala, sakit dan nyeri, diare, ruam pada kulit, atau perubahan warna jari tangan atau kaki, dan iritasi pada mata.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenkes minta masyarakat waspada BA.4 dan BA.5 karena masih pandemi
Komentar