Kepala Bidang Pengembangan dan Pemasaran Dispar Kepri Afitri Susanti mengharapkan jumlah kalendar pariwisata tersebut terus bertambah, karena angka pastinya baru akan diluncurkan pada akhir Januari 2023 atau awal Februari 2023.
"Harapannya bisa mencapai 500 agenda wisata untuk mendongkrak kedatangan wisatawan tahun 2023," kata Afitri Susanti di Tanjungpinang, Selasa.
Ia mengatakan secara umum kalendar pariwisata Kepri 2023 masih mengandalkan kearifan lokal yang terdiri wisata alam dan budaya, wisata olahraga atau sport tourism, hingga wisata maritim namun dengan gebrakan yang luar biasa pula.
Menurutnya ada juga beberapa sektor wisata unggulan Kepri tahun ini yang diusulkan masuk ke dalam bagian Kharisma Event Nusantara (KEN) 2023 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Misalnya, Kenduri Seni Melayu di Kota Batam dan Festival Kuliner di Kota Tanjungpinang,
"Usulan ini sudah diakurasi tim ahli Kemenparekraf. Hasilnya diumumkan awal Januari 2023, apakah masuk KEN atau tidak," ujarnya.
Ia optimistis prospek pariwisata Kepri tahun ini akan lebih baik dibanding tahun lalu, apalagi pemerintah sudah mencabut kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) seiring makin membaiknya kondisi pandemi COVID-19.
Hal itu, kata dia, diyakini dapat mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) ke Kepri.
Terlebih jika berkaca pada tahun 2022, jumlah kunjungan wisman terus bergerak ke arah positif, di mana selama Januari hingga November 2022 sudah mencapai 569.610 kunjungan berdasarkan data BPS Kepri.
Total kedatangan wisman ke Kepri tahun 2022 diprediksi mampu menyentuh angka 700.000 kunjungan, karena data wisman bulan Desember 2022 belum dirilis BPS.
Dengan demikian, kunjungan wisman Kepri 2022 melampaui target awal sebanyak 200 ribu kunjungan, karena saat itu masih kasus COVID-19 masih tinggi disertai pembatasan sosial yang ketat.
"Tapi ternyata kunjungan wisman naik 200 persen lebih dibanding 2021, makanya kami optimistis tahun ini pariwisata Kepri kembali menggeliat seperti sebelum pandemi melanda," ucap Afitri Susanti.
Komentar