Batam (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau menyebutkan kader PKK dan posyandu berperan penting dalam menangani stunting di wilayah setempat.
"Melalui kader PKK dan posyandu, keluarga perlu menambah wawasan, khususnya ibu rumah tangga yang memiliki bayi balita supaya tidak stunting," kata Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Kepri Aniesa Putri Junita di Batam, Sabtu.
Menurutnya, persoalan stunting bukan hanya terkait kesehatan saja, namun juga terkait kemampuan ekonomi, geografis, SDM, hingga pola asuh anak.
"Makanya kita mohon melalui kader PKK dan posyandu. Kalau dari bidang kesehatan saja proporsinya hanya 30 persen, sisanya dari OPD lain, instansi lainnya, lembaga lain," ujar dia.
Pihaknya akan melakukan pembinaan dan koordinasi dengan kader PPK dan posyandu di seluruh kabupaten/kota di Kepri untuk mencegah dan mendeteksi anak berisiko stunting.
"Diharapkan PKK dan posyandu membantu mendeteksi mencegah dengan cara menimbang secara teratur, mengajak membawa anak ke posyandu, mengajak masyarakat untuk hidup sehat, bagaimana konsumsi makanan yang sehat bernutrisi, yang bisa mencegah dari stunting," kata dia.
"Jadi semakin sering kader diberikan informasi dan orientasi maka akan memperkaya ilmu dan kita harap bisa di sebarluaskan pada masyarakat," kata Aniesa.
Sebelumnya, Satgas Stunting Provinsi Kepulauan Riau memberikan bantuan protein hewani berupa telur ayam untuk anak berisiko stunting di provinsi itu.
Koordinator Program Manager Satgas Stunting Provinsi Kepri Aditya Wira Pramono di Batam, Sabtu, mengatakan anak berisiko stunting dapat mengonsumsi dua butir telur ayam setiap hari.
"Himbauan kami kepada masyarakat agar lebih peduli degan lingkungan sekitarnya, ketika misalnya ada anak mengalami risiko stunting atau kurus, itu coba kita bantu dengan sedikit bantuan seperti protein hewani minimal telur ayam 2 butir per hari untuk anak berisiko stunting," kata Aditya.*
Komentar