Menlu Afrika Selatan dapat ancaman usai gugat genosida Israel
Johannesburg (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Afrika Selatan Naledi Pandor mengatakan mendapat sejumlah pesan berisi ancaman sejak negaranya mengajukan gugatan kasus genosida terhadap Israel di Mahkamah Internasional (ICJ).
Berbicara kepada wartawan di Cape Town, Kamis malam (8/2), Pandor mengatakan dia telah berbicara dengan Menteri Kepolisian Bheki Cele mengenai masalah tersebut.
“Saya berbicara dengan Menteri Cele karena berbagai pesan yang saya terima dan saya merasa lebih baik kita memiliki keamanan ekstra,” kata Pandor.
Pandor merasa lebih mengkhawatirkan keluarganya karena dalam beberapa pesan di media sosial, identitas anak-anaknya disebutkan.
Menurut dia, badan intelijen Israel menggunakan ancaman untuk mengintimidasi pihak-pihak yang menentang penindasan terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.
“Masyarakat dunia dan Palestina tidak mundur ketika negara apartheid (di Afrika Selatan) berada dalam kondisi terburuknya. Mereka mendukung kami dalam gerakan pembebasan. Jadi, kami tidak bisa mundur sekarang,” katanya.
“Kita harus bersama rakyat Palestina dan salah satu hal yang tidak boleh kita izinkan adalah gagalnya keberanian,” tutur Pandor, menegaskan.
Ini bukan pertama kalinya Pandor berbicara tentang ancaman terhadap dirinya dan keluarganya.
Bulan lalu, Pandor mengatakan dalam konferensi pers di kantornya di Ibu Kota Pretoria bahwa dia telah menerima ancaman dan pelecehan.
Dia mengatakan beberapa orang menyebutnya sebagai anggota kelompok ISIS/Daesh dan penganut kelompok Hamas Palestina.
Gencatan senjata...
Berbicara kepada wartawan di Cape Town, Kamis malam (8/2), Pandor mengatakan dia telah berbicara dengan Menteri Kepolisian Bheki Cele mengenai masalah tersebut.
“Saya berbicara dengan Menteri Cele karena berbagai pesan yang saya terima dan saya merasa lebih baik kita memiliki keamanan ekstra,” kata Pandor.
Pandor merasa lebih mengkhawatirkan keluarganya karena dalam beberapa pesan di media sosial, identitas anak-anaknya disebutkan.
Menurut dia, badan intelijen Israel menggunakan ancaman untuk mengintimidasi pihak-pihak yang menentang penindasan terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.
“Masyarakat dunia dan Palestina tidak mundur ketika negara apartheid (di Afrika Selatan) berada dalam kondisi terburuknya. Mereka mendukung kami dalam gerakan pembebasan. Jadi, kami tidak bisa mundur sekarang,” katanya.
“Kita harus bersama rakyat Palestina dan salah satu hal yang tidak boleh kita izinkan adalah gagalnya keberanian,” tutur Pandor, menegaskan.
Ini bukan pertama kalinya Pandor berbicara tentang ancaman terhadap dirinya dan keluarganya.
Bulan lalu, Pandor mengatakan dalam konferensi pers di kantornya di Ibu Kota Pretoria bahwa dia telah menerima ancaman dan pelecehan.
Dia mengatakan beberapa orang menyebutnya sebagai anggota kelompok ISIS/Daesh dan penganut kelompok Hamas Palestina.
Gencatan senjata...
Komentar