Batam (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kepulauan Riau (KPw BI Kepri) menyebut jika pertumbuhan ekonomi provinsi itu terus menunjukkan stabilitas yang positif dalam dua tahun terakhir dan diprediksi akan meningkat pada 2025.
Kepala Kantor Perwakilan Wilayah (KPw) BI Kepri Rony Widijarto P di Batam, Kamis menyampaikan bahwa Kepri mencatat pertumbuhan tertinggi di Sumatera selama dua tahun berturut-turut, yakni pada 2023 dan 2024.
"Artinya, masa pemulihan ekonomi setelah pandemi COVID-19 berjalan sangat baik, dan ini patut disyukuri. Tidak banyak daerah di Sumatera yang mampu tumbuh di atas 5 persen secara konsisten selama dua tahun terakhir," ujarnya.
Pada triwulan IV 2024, pertumbuhan ekonomi Kepri tercatat 5,02 persen, di bawah rata-rata nasional yang mencapai 5,14 persen.
Secara year-on-year (YoY) pertumbuhan ekonomi Kepri mencapai 5,02 persen, hampir setara dengan nasional di angka 5,03 persen.
Menurut BI Kepri, beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi adalah kebijakan moneter yang akomodatif dan sejalan dengan tren inflasi.
Termasuk implementasi kebijakan visa jangka pendek untuk mendorong sektor pariwisata, serta berlanjut investasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di daerah.
Selain itu, Rony juga menyoroti stabilitas inflasi di Kepri yang tetap terjaga meskipun pertumbuhan ekonomi tinggi.
“Biasanya, pertumbuhan ekonomi yang tinggi bisa berdampak pada peningkatan inflasi, tapi Kepri mampu menjaga stabilitas harga pangan dan barang dengan tingkat inflasi rendah dan stabil,” tambahnya.
Menurutnya, Kepri terus menghadapi tantangan dalam menjaga daya saing, terutama dengan kawasan seperti Singapura dan Johor yang menawarkan insentif fiskal lebih menarik bagi investor.
Selain itu, kebutuhan energi bagi sektor industri juga menjadi perhatian, mengingat harga energi yang fluktuatif dapat mempengaruhi operasional industri pengolahan di Kepri. Namun, BI Kepri tetap optimis bahwa provinsi itu memiliki potensi untuk tumbuh lebih tinggi.
Pada 2025, BI Kepri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Kepri berada di kisaran 4,8 – 5,6 persen, sejalan dengan proyeksi nasional yang berada di angka 4,7 – 5,5 persen.
"Kami terus mengkaji berbagai faktor untuk melihat apakah Kepri bisa mencapai angka 8 persen, sesuai dengan target pertumbuhan ekonomi nasional," tutup Rony.
Komentar