Jakarta (ANTARA) - Pengamat komunikasi digital dari Universitas Indonesia Firman Kurniawan menekankan pentingnya pelabelan yang memastikan adanya batasan jelas antara sesuatu yang dibuat oleh manusia dan kecerdasan buatan (AI) terkait pemanfaatan teknologi tersebut di bidang pendidikan maupun profesional.
Menurut dia hal tersebut penting karena saat ini kemampuan AI sudah bisa menciptakan sesuatu yang sangat mirip seperti yang dibuat oleh manusia.
"Kalau menyangkut regulasi, hasil yang diberikan oleh artificial intelligence sekarang hampir tidak bisa dibedakan oleh indera manusia. Nah, itu perlu dinyatakan bahwa ini adalah generated by AI, sehingga tidak memanipulasi atau menjebak para pengguna informasinya," kata Firman saat dihubungi ANTARA, Senin.
Baca juga: PT Pegatron hadirkan manufaktur cerdas berbasis AI di Batam
Di sisi lain, Firman menilai pembeda ini penting dengan menyoroti kekurangan AI yang masih mengandung bias data dan memberikan informasi yang salah.
"Itu memberikan ruang bahwa ada kemungkinan pengetahuan yang dihasilkan itu salah. Sehingga tidak bisa hanya mengandalkan artificial intelligence, harus ada peran manusia, juga harus ada pemeriksaan, evaluasi terhadap hasilnya," ujarnya.
Diketahui, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria mengatakan pemerintah akan menyiapkan pengaturan mengenai pemanfaatan teknologi kecerdasan artifisial yang lebih solid.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pengamat: Perlu ada batasan antara hasil buatan manusia dan AI
Komentar