DKPP Kota Batam gencarkan monitoring ternak guna waspada penyakit PMK

id kepri batam,hewan ternak,dkpp,idul adha ,pmk

DKPP Kota Batam gencarkan monitoring ternak guna waspada penyakit PMK

Dokter Hewan DKPP Batam sedang melakukan penyuntikkan terhadap hewan ternak. ANTARA/HO-DKPP Batam

Batam (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) intensif melakukan monitoring terhadap kesehatan hewan ternak, guna mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) menjelang Idul Adha.

Kepala DKPP Batam Mardanis mengatakan bahwa hingga 22 April 2025, tercatat sebanyak 2.490 ekor sapi dan 3.596 ekor kambing telah masuk ke Batam dari Nusa Tenggara Timur dan Lampung.

“Ini data sementara, kami masih akan lakukan rekap ulang mendekati hari raya,” ujarnya saat dihubungi di Batam, Senin.

Menurutnya, penyebaran PMK umumnya terjadi saat tahap distribusi, terutama melalui pengiriman menggunakan kapal dari daerah asal.

“Pencegahan terhadap PMK sedang digencarkan, karena risiko terbesar biasanya saat distribusi dari kandang menuju Batam. Kami lakukan pengecekan populasi dan monitoring kesehatan secara intensif,” katanya.

Mardanis menambahkan, pihaknya juga menggandeng Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) untuk melakukan pemeriksaan lanjutan saat penyembelihan hewan kurban saat hari-H.

“Sampai saat ini belum ditemukan kasus baru. Tapi kami tetap waspada karena seiring waktu, kontaminasi bisa terjadi,” kata dia lagi.

DKPP Batam juga melarang masuknya domba sebagai upaya pencegahan, karena hewan tersebut dinilai lebih rentan membawa virus PMK.

“Sudah beberapa tahun domba tidak diperbolehkan masuk, karena jadi media pembawa penyakit,” ujarnya.

Untuk sistem pelaporan dan data hewan, DKPP Batam menggunakan sistem ISIKHNAS. Menurut Mardanis, sistem ini sejauh ini berjalan lancar dan tidak ditemukan hambatan yang signifikan.

“Pelaku usaha bisa akses. Kami di Batam fokus ke kerja lapangan karena untuk monitoring data-data sistem tersebut ditangani provinsi,” ujarnya.

Jika ditemukan ternak yang sakit, penanganan akan dilakukan sesuai prosedur. Hewan yang masih bisa disembuhkan akan dikarantina, sedangkan yang dalam kondisi berat seperti tidak bisa berdiri akan dipotong paksa.

“Yang penting sekarang kami lakukan sweeping dan identifikasi awal untuk memastikan hanya hewan sehat yang dijual,” katanya.

Baca juga:
Natuna siap pasok sapi kurban ke daerah lain

Pemkot Tanjungpinang vaksinasi PMK tahap pertama menyasar 175 sapi

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE