Pemkot Tanjungpinang vaksinasi PMK tahap pertama menyasar 175 sapi

id Vaksinasi PMK,kepri, tanjungpinang, pmk

Pemkot Tanjungpinang vaksinasi PMK tahap pertama menyasar 175 sapi

Dokter hewan menyuntik vaksin PMK pada ternak sapi di Kota Tanjungpinang, Kepri, Jumat (14/2/2025). (ANTARA/Ogen)

Tanjungpinang (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), melalui Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) mulai melakukan vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tahap pertama yang menyasar 175 sapi.

Pejabat Otoritas Veteriner DP3 Tanjungpinang Arlinda mengatakan vaksinasi PMK terbagi dua tahap yakni tahap pertama Januari-Maret 2025, lalu tahap kedua Agustus-September 2025.

"Untuk tahap pertama menyasar dua kecamatan dulu yaitu Tanjungpinang Timur dan Bukit Bestari, karena jumlah vaksin PMK masih terbatas," kata Arlinda di Tanjungpinang, Jumat.

Menurutnya, hingga saat ini ada sekitar 679 sapi yang tersebar di 79 Rumah Tangga Peternakan (RPT) di wilayah Tanjungpinang. Pihaknya telah mengusulkan sekitar 800 dosis vaksin ke Pemprov Kepri, namun yang terealisasi baru 175 dosis.

DP3 Tanjungpinang, kata dia, telah mengerahkan dokter hewan untuk menyuntik vaksin PMK pada 175 ternak sapi yang ditargetkan selesai dalam tiga hari.

Menurutnya, vaksinasi PMK bertujuan mencegah sekaligus menjaga kondisi ternak sapi di Tanjungpinang agar terhindar wabah PMK.

"Sejauh ini tak ada sapi tertular PMK di Tanjungpinang, makanya kita perkuat dengan vaksinasi supaya zero kasus PMK," ujarnya.

Ia menyampaikan program vaksinasi PMK ini gratis bagi ternak sapi masyarakat, yang didistribusikan Kementerian Pertanian RI ke pemerintah daerah, dalam hal ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri untuk selanjutnya didistribusikan ke tiap-tiap kabupaten/kota setempat.

Secara terpisah Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Provinsi Kepri Ana Dela menyampaikan vaksinasi PMK idealnya dilakukan dua kali dalam setahun selama lima tahun berturut-turut dalam rangka meningkatkan kekebalan hewan ternak rentan PMK.

Dia mengatakan kendati tingkat kematian hewan akibat PMK rendah, namun wabah itu bisa berdampak pada kerugian ekonomi, terutama di sektor peternakan dan perdagangan sapi.

Dia mencontohkan penularan PMK bisa memicu kurangnya produksi susu pada sapi perah, hingga menyebabkan berkurangnya berat badan pada sapi potong.

"Sementara untuk ternak sapi yang dikembangbiakkan tidak bisa bunting dan menghasilkan anak apabila terpapar PMK," ujar Ana Dela.

Baca juga: 30 sapi terjangkit PMK di Riau sudah sembuh

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE