Batam (ANTARA) - Sejumlah nelayan di wilayah Sembulang Hulu, Pulau Rempang, Kepulauan Riau, meminta pemerintah daerah maupun pusat untuk menjaga agar proyek strategis nasional (PSN) Rempang Eco City tidak merusak sumber daya perikanan.
“Karena nelayan itulah sumber mata pencarian utama kami, kalau laut ini rusak, kemana lagi kami kan melaut,” ujar Sukri (41), nelayan Rempang usai aksi damai di Dermaga Sembulang Hulu, Senin.
Menurut Sukri, saat ini kondisi pesisir serta sumber daya perikanan di wilayah Rempang masih baik, nelayan pun mendapatkan hasil perikanan yang stabil baik sebelum COVID-19 dan setelahnya.
Dari pekerjaan sebagai nelayan, masyarakat mampu membiayai hidup mereka serta menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dari mereka.
“Dari melautlah kami ini menghidupi keluarga, kalau laut ini rusak itulah yang kami khawatirkan dan kami jaga, agar anak cucu kelak masih bisa menikmati laut sebagai sumber pencaharian,” ujarnya.
Untuk ketiga kalinya, masyarakat nelayan Sembulang Hulu Rempang melakukan aksi damai di atas laut menggunakan kapal-kapal nelayan untuk mengingatkan pemerintah agar proyek PSN Rempang Eco City tidak merusak lingkungan dan sumber mata pencaharian mereka.
Aksi dimulai tahun pertama akhir 2023, kemudian pertengahan 2024 dan Mei 2025 tahun ketiga diikuti sekitar 350 orang masyarakat nelayan.
Menurut Ishak (51), koordinator nelayan yang tergabung dalam organisasi Amar GB, masyarakat nelayan Rempang mendukung adanya investasi dan proyek pembangunan di wilayah Rempang, tetapi proyek tersebut hendaknya melibatkan masyarakat, bukan untuk kepentingan asing.
“Kami tidak menolak pembangunan, investasi. Selama itu tidak merusak dan pembangunan untuk warga Rempang bukan negara luar Rempang,” kata Ishak.
Rencananya PSN Rempang Eco City akan dibangun pabrik silica yang dikhawatirkan oleh nelayan dapat menggerus wilayah perairan dan merusak ekosistem perikanan di wilayah tersebut.
Saat ini nelayan Rempang rata-rata menggunakan kapal bermesin 15 PK, dengan jarak tempuh melaut sekitar 3 mil dari pantai, setiap hari pengepul membawa 1 ton ikan dari wilayah tersebut untuk dijual ke Kota Batam.
Jika lagi musim bagus, nelayan bisa melaut menggunakan kapal lebih besar hingga ke Perairan Bintan. Dari Rempang hanya menempuh perjalanan laut selama 1 jam bisa sampai ke Tanjungpinang.*
Komentar