Pekanbaru, (ANTARA) - BBKSDA Riau mengungkapkan hasil pemeriksaan laboratorium terkait kematian anak gajah sumatera bernama Laila disebabkan oleh virus herpes.
Kepala BBKSDA Riau Supartono menyampaikan bahwa pihaknya menerima hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sampel jaringan dan organ yang dilakukan oleh laboratorium Medica Satwa Laboratoris di Bogor. Hasilnya diketahui bahwa kematian gajah Laila positif terinfeksi Elephant Endotheliotropic Herpes Viruses (EEHV) yang menyerang organ hati.
"Virus EEHV merupakan jenis virus herpes yang khusus menyerang gajah, terutama anak gajah. Penyakit ini dikenal mematikan karena perkembangannya sangat cepat dan sulit ditangani. Virus EEHV ini hanya menular antar gajah," kata dia di Pekanbaru, Senin.
Sebelumnya anak gajah Laila ditemukan dalam kondisi kurang aktif dan sudah mendapatkan penanganan medis oleh tim dokter hewan dan mahout. Akan tetapi, pada 22 November 2025 Laila sudah tidak dapat tertolong lagi.
"Laila” dengan jenis kelamin betina mati saat berumur 1 tahun 6 bulan di Pusat Konservasi Gajah Sebanga Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Laila merupakan anak gajah yang dilahirkan pada 6 April 2024 di Pusat Konservasi Gajah Sebanga dari Induk bernama Puja dan jantan bernama Sarma.
Kejadiannya pada Jumat (21/11) sampai pukul 22.00 WIB gajah Laila masih terpantau makan dan minum seperti biasa dan tetap minum air susu induknya. Lalu pada Sabtu (22/11) sekitar pukul 00.30 WIB gajah Laila terdengar menjerit dan teriak yang ketika dipantau masih kondisi berdiri dan aktif bergerak.
Kemudian sekitar pukul 01.00 WIB gajah Laila kembali menjerit. Setelah dicek, kondisi gajah pada posisi tubuh dalam keadaan berbaring namun setelah diberikan penanganan gajah kembali bangun, minum, dan menyusu.
"Sekitar pukul 05.00 WIB gajah Laila sempat bersuara, kemudian dilakukan pemeriksaan dan sekitar pukul 05.30 WIB dalam kondisi terbaring gajah Laila dinyatakan sudah mati," katanya.
Sementara itu, Adi meminta masyarakat yang akan melintasi jalan penghubung Suoh-Tanggamus agar waspada terhadap keberadaan kawanan gajah liar.Ia mengatakan kawanan gajah liar yang berjumlah 18 ekor tersebut saat ini sedang berada di jalan umum Suoh Lampung Barat menuju Semaka Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung.
“Untuk warga pengguna jalan Suoh-Tanggamus yang menggunakan kendaraan roda dua maupun empat untuk selalu waspada dan berhati-hati, karena rombongan gajah liar ini sedang berada di jalan,” kata Pembina Satgas Konflik Gajah dan Manusia di Lampung Barat Sugeng Hari Kinaryo Adi, saat dihubungi dari Lampung Selatan, Sabtu.
Menurut dia, kawanan gajah liar itu merupakan penghuni hutan kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).
Namun, kata dia, gajah-gajah tersebut sering mengunjungi permukiman dan merusak rumah warga yang berada di pinggiran kawasan hutan TNBBS.
Ia mengatakan, dari hasil pantauan tim satgas, rombongan gajah tersebut sudah memasuki area permukiman warga sejak satu minggu terakhir.
“Jadi, keberadaan gajah liar ini sudah satu minggu menghampiri Pekon Roworejo, Kecamatan Suoh. Berdasarkan pantauan terakhir titik koordinat GPS yang terpasang pada salah satu gajah, saat ini rombongan gajah berada di jalan pasir putih, simpang talang sapar, tepatnya berada di area perkebunan karet milik Haji Muhari,” katanya.
Diketahui, sebelumnya pada Jumat (12/12), kawanan gajah liar itu masuk ke permukiman warga dan merusak pemakaman umum di Pemangku (Dusun) Sinar Wayah, Pekon (Desa) Roworejo, Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung Barat.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BBKSDA Riau: Kematian anak gajah Laila disebabkan virus herpes

Komentar