Batam (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau (KPw BI Kepri) menegaskan komitmennya untuk memperkuat sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai pilar utama peningkatan daya saing ekonomi daerah.
Kepala Perwakilan BI Kepri Rony Widijarto di Batam, Selasa, mengatakan UMKM menjadi penggerak utama ekonomi Kepri dengan kontribusi besar di sektor industri pengolahan, terutama kriya, fesyen, dan kuliner.
“Kita dorong untuk UMKM yang naik kelas dengan hilirisasi dan fokus pada hilirisasi pangan karena penting dan produksi UMKM yang bernilai tambah tinggi termasuk wastra bisa didorong untuk ekspor. Jadi upaya-upaya kami itu di 2026 akan kita tingkatkan dan fokuskan untuk capaiannya,” ujar Rony.
Adapun data UMKM binaan BI Kepri terdiri dari sektor pertanian dan perikanan sebanyak 26 usaha; sektor perikanan laut tiga usaha, sektor kain 14 usaha; sektor fesyen 35 usaha; sektor kerajinan 31 usaha; sektor makanan dan minum 213 usaha, sektor kesehatan tiga usaha; dan jasa 12 usaha.
Adapun tantangan yang dihadapi BI Kepri dalam mendukung peningkatan UMKM, di antaranya akses pembiayaan yang terbatas mengingat banyak UMKM belum dapat mengakses pembiayaan formal karena kendala agunan, legalitas, dan kelayakan kredit.
“Kapasitas SDM rendah, hingga minimnya akses pasar dan digitalisasi. Rendahnya pemanfaatan teknologi digital menghambat UMKM untuk memperluas jangkauan pasar dan bersaing secara lebih luas,” kata dia.
Dengan begitu, Rony menyebutkan agar tantangan tersebut bisa terlewati, BI Kepri menyiapkan fasilitas berupa pelatihan, business matching, dan promosi perdagangan, yang diharapkan para pelaku UMKM untuk bisa naik kelas dan memperluas akses pasar, termasuk ekspor.

Komentar