Karimun (Antara Kepri) - Dinas Sosial Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, membina 14 anak jalanan yang terjaring razia Satuan Polisi Pamong Praja agar tidak kembali berkeliaran.
"Mereka dijaring Satpol PP pada Sabtu (16/1). Kami berika pembinaan dan pengarahan agar tidak lagi berkeliaran di jalanan," kata Kepala Bidang Pelayanan Sosial Dinas Sosial Karimun Rita Agustina di Tanjung Balai Karimun, Senin.
Rita Agustina mengatakan, orang tua dari anak-anak jalanan tersebut juga diberikan pembinaan dan pemahaman agar tidak membiarkan anaknya menjadi pengemis atau meminta-minta di jalanan.
Menurut dia, pola pikir orang tua turut mempengaruhi masih banyaknya anak-anak yang berkeliaran sampai malam hari di pusat-pusat keramaian.
Ia menambahkan, dari 14 anak jalanan yang terjaring tersebut, satu di antaranya dipulangkan ke daerah asalnya di Tanjungbatu, Kecamatan, selebihnya bertempat tinggal di Tanjung Balai Karimun.
"Kami masih memberikan pembinaan dan peringatan. Kalau masih kedapatan di jalanan, kami akan tertibkan lagi berkoordinasi dengan Satpol PP dan instansi terkait," kata dia.
Selain anak jalanan dan pengemis, ia mengatakan sejumlah anak-anak 'punk' juga terjaring dan dilakukan pembinaan.
"Anak-anak punk kami arahkan agar mengubah penampilannya dan tidak melakukan sesuatu yang meresahkan warga, apalagi pada malam hari. Orang tua mereka juga kita panggil dan kita berikan pengarahan," kata dia.
Kepala Bidang Tramtib Satpol PP Karimun Dasril mengatakan, sebanyak 30 petugas dikerahkan dalam razia pengemis dan anak jalanan dan pengemis pada Sabtu (16/1).
Ia mengatakan, Satpol PP hanya sebatas melakukan penertiban, sedangkan penanganan terhadap anak jalanan yang terjaring tersebut diserahkan kepada Dinas Sosial.
"Memang, anak jalanan yang ditertibkan hanya itu-itu saja. Tahun lalu mereka juga yang kita tertibkan, tapi kami tetap melakukan razia untuk mewujudkan kenyamanan bagi masyarakat," tuturnya.
Ia mengatakan, tidak jarang anak-anak jalanan maupun anak punk "kucing-kucingan" dengan petugas. "Saat didatangi, mereka lari dan setelah itu kembali lagi," ucapnya.
Meski sudah dirazia, anak-anak jalanan masih berkeliaran di simpang lampu merah, pusat-pusat keramaian. Sebagian meminta-minta kepada tamu yang menginap di sejumlah hotel dan wisma, sebagian lagi menjadi penyemir sepatu. (Antara)
Editor: Jo seng Bie
Komentar