Warga Tanjungpinggir Tolak Digusur

id Warga,Tanjungpinggir,Tolak,lobindo,nusa,persada,Digusur,batam,lahan

Itu patok kami Kampung Tua dan patok itu juga BP Batam yang mengeuarkan bersama RKWB, Pemkot, Camat dan Lurah. Tanjungpinggir ini sudah berdiri sebelum BP Batam ada. Sudah tujuh keturunan kami di sini
Batam (Antara Kepri) - Ratusan warga Kampung Tua Tanjungpinggir Kota Batam Kepulauan Riau menolak upaya penggusuran yang dilakukan PT Lobindo Nusa Persada, Jumat.

"Kami menolak digusur. Walaupun dikasih uang ganti rugi pun, kami tolak. Karena tanah ini adalah Kampung Tua," kata tokoh masyarakat Kampung Tua Celcon Carliston.

Ratusan warga berupaya menghentikan kegiatan pematangan lahan yang dilakukan pekerja PT Lobindo Nusa Persada (LNP).

Kisruh antara warga dan perusahaan itu dipicu adanya selisih dalam peta antara batas lahan Kampung Tua yang disepakati Rukun Khasanah Warisan Batam dengan batas lahan yang sudah dialokasikan Badan Pengusahaan Kawasan Batam kepada PT LNP.

Berdasarkan peta yang dimiliki warga Tanjungpinggir, lahan yang diperebutkan merupakan Kampung Tua dan di peta yang dimiliki PT LNP, lahan yang sama masuk dalam wilayahnya.

"Itu patok kami Kampung Tua dan patok itu juga BP Batam yang mengeuarkan bersama RKWB, Pemkot, Camat dan Lurah. Tanjungpinggir ini sudah berdiri sebelum BP Batam ada. Sudah tujuh keturunan kami di sini," kata Celcon bersikeras.

Ia menegaskan sampai kapan pun, warga tetap menolak lahan Kampung Tua diambil pengusaha. "Harga mati," katanya tegas.

Camat Sekupang Zurniati yang langsung turun ke lokasi meminta agar PT LNP berhenti melakukan kegiatan "cut and fill" di lahan sengketa sampai ada kejelasan status lahan.

"Kami sudah meminta pekerja berhenti dan kami minta aparat kepolisian memasang garis polisi, menandakan lahan ini masih bersengketa," katanya.

Ia berharap BP Kawasan Batam sebagai pemegang hak kelola lahan di kawasan itu segera menangani masalah agar tidak melebar.

Sementara itu, keberadaan Kampung Tua dilindungi Perda No.2 Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batam Tahun 2004-2014, untuk menghormati warga yang sudah tinggal di pulau itu, sebelum dikembangkan menjadi kawasan industri. (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE