Batam (Antara Kepri) - Pada 2016 Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam mencatat ada 1.016 masyarakat yang terkena penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan dari jumlah tersebut 14 orang meninggal dunia.
Sementara pada 2015, ada 712 penderita DBD. Dari jumlah tersebut, lima warga dinyatakan meninggal dunia. Kepala Dinkes Kota Batam, Didi Kusmarjadi.
Didi menjelaskan, pada periode Januari hingga September 2017, pihaknya mencatat hanya 442 orang yang menderita penyakit yang disebabkan nyamuk Aedes aegypti itu.
"Sampai September kemarin ada lima orang yang meninggal dunia," kata dia. Didi menjelaskan pada 2015 lalu penderita DBD paling banyak terjadi di September. Dengan jumlah penderita 151 orang.
Sementara pada 2016, jumlah penderita DBD paling banyak terjadi pada Januari. "Jumlahnya mencapai 146 orang," kata dia. Sedangkan di 2017 hingga September lalu, penderita paling banyak terjadi pada Mei. Dengan jumlah penderita 83 orang.
Didi menjelaskan, dari 12 kecamatan di Batam, ada lima yang jumlah penderita DBDnya paling banyak. Pertama Sekupang, Batu Aji, Sei Beduk, Sagulung dan Lubuk Baja. Menurut Didi, pada 2015, ada 125 penderita DBD di Kecamatan Sagulung.
Kemudian pada 2016, ada 201 orang penderita DBD di Kecamatan Sekupang dan di 2017 juga terbanyak terjadi di Sekupang. Yaitu mencaopai 126 orang.
Didi juga menyatakan dari 64 kelurahan di Batam. Ada lima yang masyarakatnya rentan terkena DBD. Yaitu Buliang, Sagulung Kota, Belian, Tiban Baru, dan Kibing.
Didi menjelaskan, pihaknya kerap melakukan penyuluhan guna mengurangi jumlah masyarakat yang terkena DBD. Kemudian melakukan pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M plus. Yaitu menguras, mengubur, menutup. Plusnya memakai obat nyamuk memakai kelambu saat tidur, menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain. (Antara)
Editor: Evy R. Syamsir
Komentar