Koarmabar latihan tempur di laut Natuna

id Koarmabar,Latihan tempur,Laut natuna

Koarmabar latihan tempur di laut Natuna

Ilustrasi: KRI Lepu - 861 BKO Koarmabar saat mengamankan KM Zaki Jayan di perairan selat Riau, Kepulauan Riau. (Humas Koarmabar)

Tanjungpinang (Antaranews Kepri) - Komando Armada Bagian Barat (Koarmabar) menggelar latihan tempur di Perairan Natuna Utara selama empat hari untuk meningkatkan pertahanan laut di kawasan perbatasan.

Panglima Koarmabar Laksamana Muda TNI Yudo Margono, yang dihubungi Antara di Tanjungpinang, Senin, mengatakan, latihan tempur itu pula sebagai upaya mengantisipasi kondisi tertentu yang mengancam kedaulatan NKRI di kawasan perbatasan, yang kemungkinan dapat terjadi.

"Latihan tempur di Perairan Natuna Utara berakhir 30 Maret 2018, dengan melibatkan lima KRI," katanya.

KRI yang terlibat dalam latihan tempur tersebut yakni KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355, KRI Cut Nyak Dien-375, KRI Lemadang-632, KRI Clurit-641 dan KRI Alamang-644. Untuk unsur udara melibatkan satu pesawat patroli udara maritim jenis Cassa P-852 serta Pangkalan TNI AL yang terdiri dari Lantamal IV/Tanjungpinang, Lanal Batam, Lanal Ranai dan Lanal Tarempa.

Latihan tersebut antara lain latihan melewati medan ranjau, latihan pertahanan udara, latihan komunikasi taktis, latihan manuver taktis, latihan air joining prosedur dengan pesawat Cassa TNI AL, latihan perang anti kapal permukaan, peperangan anti udara, simulasi VBSS serta latihan penembakan meriam.

Latihan tempur laut tersebut bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kesiapan unsur-unsur Koarmabar dalam menghadapi kontingensi yang sewaktu-waktu dapat terjadu. Selain itu, lanjutnya latihan tempur untuk menguji komando dan pengendalian unsur-unsur dalam pelaksanaan operasi serta uji kemampuan dan kesiapan pangkalan dalam mendukung operasional KRI di daerah Operasi.

"Semua ini perlu diuji, mengingat wilayah perairan barat Indonesia memiliki tantangan dan permasalahan yang kompleks dan dinamis, sehingga kecepatan dan kesiapsiagaan unsur-unsur Koarmabar baik KRI maupun pangkalan dalam mendukung tugas pokok Koarmabar menjadi hal mutlak yang harus dipenuhi. Selain itu, koordinasi dinamis antar satuan kerja dalam mendukung tugas pokok menjadi kunci utama keberhasilan dalam operasi," ujarnya.

Dalam Latihan Tempur Laut tersebut, kata dia Lanal Batam dijadikan sebagai pangkalan awal dalam pelaksanaan operasi. Unsur-unsur KRI yang terlibat selama pelayaran melaksanakan serial-serial latihan untuk meningkatkan dan mengasah kemampuan serta naluri tempur para prajurit dan kerja sama taktis dalam sebuah operasi.

Selanjutnya seluruh unsur KRI bergerak menuju Lanal Ranai sebagai pangkalan aju dalam rangka melaksanakan bekal ulang logistik untuk melanjutkan operasi. Pangarmabar menjelaskan bahwa Lanal Ranai dipilih sebagai pangkalan dikarenakan situasi Perairan Natuna Utara yang dinamis, terutama menyangkut persoalan konflik Laut Cina Selatan oleh beberapa negara kawasan yang menjadikan Laut Natuna rawan kejadian pelanggaran wilayah.

"Sehingga perlunya penegakan kedaulatan dan hukum di perairan laut yuridiksi Indonesia khususnya Laut Natuna Utara dengan kehadiran unsur-unsur KRI dalam melaksanakan patroli dan upaya legal yang secara persuasif melakukan pengusiran terhadap nelayan-nelayan asing dari wilayah ZEEI," ujarnya.

Indikasi tersebut yang menjadikan Koarmabar harus lebih tanggap dan cepat dalam meresponnya, sehingga kesiapan dan kecepatan unsur-unsur Koarmabar baik KRI, pesawat udara dan pangkalan harus senantiasa diuji untuk mengetahui kekurangan-kekurangan apa saja yang menjadi titik lemah dalam mendukung operasi .

Editor: Rusdianto 

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE