Tanjungpinang (Antaranews Kepri) - Debit aliran Sungai Pulai, sumber air bersih di Pulau Bintan, belum normal, mengakibatkan distribusi air ke pelanggan terhambat, kata Pelaksana Harian Direktur Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kepri, Budi Yadi.
"Volume air di Sungai Pulai sekarang 1,85 meter, jauh lebih baik dibanding kondisi 1 hingga 2 bulan lalu yang hanya 90 centimeter. Namun kondisi saat ini tergolong belum normal," ujarnya di Tanjungpinang, Senin.
Budi mengemukakan, hujan yang terjadi dalam tiga pekan terakhir tidak mampu meningkatkan volume air. Penyebab utamanya, hutan lindung di sekitar Sungai Pulai rusak parah.
Di kawasan hutan lindung itu, banyak berdiri rumah warga.
"Tidak ada mata air. Jadi air di Sungai Pulai bergantung pada hujan," ucapnya.
Budi mengatakan selama beberapa bulan terakhir tidak pernah hujan. Kondisi Sungai Pulai pada saat itu sangat parah sehingga pelanggan PDAM Tirta Kepri, terutama yang tinggal di Batu 1-4, merasakan dampaknya.
"Tentunya distribusi air di rumah pelanggan kami batasi karena sehari volume air berkurang 3 centimeter. Kalau dipaksa Sungai Pulai dapat kering," katanya.
Sementara kondisi sekarang tidak jauh beda dengan kondisi 1 hingga 2 bulan lalu. Saat ini, distribusi air dari Sungai Pulai ke rumah pelanggan hanya 100 liter/detik. Padahal dalam kondisi normal, ketika volume air mencapai 3 hingga 4 meter, mencapai 250 liter/detik.
"Kalau dipaksa 250 liter/detik sekarang, air Sungai Pulai bisa kering," terangnya.
Budi menjelaskan jumlah pelanggan di Tanjungpinang mencapai 16 ribu rumah.
Menurut dia, distribusi air bersih ke rumah pelanggan yang tinggal di Batu 5-15 jauh lebih baik, karena air dari Waduk Gesek.
"Sekarang yang diharapkan itu Waduk Kawal. Kalau waduk ini beroperasi, kapasitas air yang didistribusikan ke rumah mencapai 300-400 liter/detik. Kemungkinan tahun 2019 mulai beroperasi," ujarnya.
Berita Terkait
Anggota Bawaslu Kepri dinonaktifkan akibat narkoba
Jumat, 26 April 2024 20:32 Wib
Pemprov Kepri gelar Festival Indera Sakti untuk tarik wisatawan
Jumat, 26 April 2024 19:14 Wib
Pemkot Batam tunjuk 11 SPBU dukung penerapan Fuel Card 5.0 untuk Pertalite
Jumat, 26 April 2024 16:31 Wib
Pemkot Batam mulai buka pendaftaran Fuel Card untuk BBM Pertalite
Jumat, 26 April 2024 15:15 Wib
Pemkab Natuna temui pengusaha untuk atasi masalah
Jumat, 26 April 2024 14:57 Wib
DPRD Kepri saran pusat izinkan daerah kelola sisa bijih bauksit
Jumat, 26 April 2024 7:45 Wib
JCH Embarkasi Batam berangkat gunakan Saudi Airlines
Kamis, 25 April 2024 19:23 Wib
Seorang pekerja tewas di aliran sungai Kelok Hantu Bukittinggi-Padang
Kamis, 25 April 2024 18:35 Wib
Komentar