Batam (Antaranews Kepri) - Kementerian Pariwisata meminta Badan Pengusahaan (BP) Batam menginisiasi penerbangan sewa (charter) dan penerbangan langsung (direct flight) sehingga dapat memudahkan wisatawan mancanegara berkunjung ke Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Kepala Biro Komunikasi dan Publik Kemenpar, Guntur Sakti, di Batam, Selasa, mengatakan dengan begitu BP Batam dapat berperan lebih untuk mendongrak pariwisata di Provinsi Kepri.
"Kalau BP Batam berperan dan mendatangkan wisman melalui direct flight dari originasi ke sini akan jauh lebih bagus," ujar Guntur.
Terlebih kata Guntur, Bandara di bawah otoritasnya BP Batam sehingga akan lebih mudah membuat regulasi terkait charter dan direct flight bagi wisman.
"Sekiranya BP Batam bisa menginisiasi untuk dibukanya charter flight dan direct flight di luar Singapura dan Malaysia akan jauh lebih nendang dan bagus," papar Guntur.
Menurut Guntur, BP Batam akan sangat mudah untuk memberikan insentif direct flight dari negara-negara originasi atau potensial market, merupakan strategi yang paling bagus.
"Itu akan lebih premium (wisman yang datang ke Batam)," ujar Guntur. Menurut Guntur, potensial market lain yang bisa digaet BP Batam adalah Tiongkok dan India, Jepang dan Korea.
"Singapura tinggal merem aja, tapi Malaysia harus kita garap karena mereka perlu waktu panjang untuk datang ke sini (Batam)," jelas Guntur.
Warga Malaysia yang berada di Penang dan Kuala Lumpur kata Guntur, lebih memilih berlibur ke Kota Bandung atau Jakarta dibandingkan ke Batam.
"Kawasan Malaysia yang dekat dengan kita adalah Johor Bahru, makanya pasar Malaysia ini harus kita garap," papar Guntur.
Guntur menambahkan, keunggulan kompetitif Kota Batam adalah Bandaranya masih menjadi "leading sector" di Indonesia.
"Kalau BP Batam mau meningkatkan kunjungan wisman saran saya adalah BP Batam ikut mengendorse charter flight dari beberapa negara yang potensial market," jelas Guntur.
Sementata untuk program insentif airlines lanjut Guntur, diserahkan kepada BP Batam dengan pola kerjasama bussines to bussines.
Karena kata Guntur banyak maskapai yang tidak setuju dengan adanya insentif airlines.
Maskapai lanjut Guntur, lebih tertarik dengan melakukan joint program yaitu kerjasama promosi dalam bentuk salah satunya iven.
"Jadi mereka jangan dibiarkanain sendiri, negara harus hadir untuk mendukung mereka dan airlines itu semangat kalau ada demainnya," ujar Guntur.
Tahun ini lanjut Guntur, orientasi market potensial Indonesia beralih dari Korea ke India.
Kata Guntur, dengan adanha computing destination model, Indoensia kita bisa membaca portopolio pasar dan Itu mengetahui siapa saja wisman yang berkunjung ke Indonesia.
"Kalau data kita berbicara banyak traveler dunia ke Indonesia, itu langsung sampaikan ke maskapai karena ada demainnya," pungkas Guntur.(Antara)
Komentar