Jembatan sepanjang 200 meter roboh dihantam badai

id jembatan roboh

Jembatan sepanjang 200 meter roboh dihantam badai

Masyarakat gotong royong berupaya memperbaiki jembatan yang roboh (Nurjali)

Kita sudah ajukan ke provinsi beberapa kali, melalui gubernur langsung dan ketua DPRD Kepri, mereka sudah sepakat jika DED nya selesai pihak pemprov siap menganggarkan
Lingga (Antaranews Kepri) - Jembatan sepanjang dua ratus meter, yang merupakan satu-satunya akses masyarakat di Desa Marok tua Kecamatan Singkep barat Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau kembali roboh tadi pagi, dihantam badai. Jembatan marok tua yang sempat dinamakan jembatan anak tiri ini, sudah menjadi langganan saat badai datang atau cuaca buruk maka akan roboh setiap tahun.

"Ini sudah hampir setiap tahun terjadi, dan sudah kami ajukan juga kepemerintah setempat, syukurnya tidak ada korban jiwa robohnya jembatan ini," kata sekretaris Desa Marok tua, Andi Kamal kepada Antara, Kamis.

Jembatan sepanjang dua ratus meter tersebut menurutnya awalnya dibangun melalui swadaya masyarakat, karena jembatan tersebut terbuat dari kayu sehingga jika dihantam badai kuat maka jembatan akan kembali roboh. Meskipun begitu masyarakat tetap memperbaikinya, karena jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses masyarakat untuk menuju ke kota di pulau Singkep.

Masyarakat Desa Marok tua sendiri sudah mengajukan persoalan ini kepada pemerintah kabupaten dan pemerintah provinsi, dan pada tahun 2017 yang lalu pemerintah Kabupaten Lingga telah melakukan lelang untuk pembuatan Detailed Engineering Design (DED) atau perencanaan jembatan tersebut. 

Dihubungi terpisah Kepala Dinas Pekerjaan Umum perumahan rakyat dan pemukiman (DPUPR-PKP) Kabupaten Lingga Said Nursyahdu mengatakan DPUPR telah selesai membuat DED jembatan tersebut, dan anggaran yang dibutuhkan untuk pembuatan jembatan tersebut diperkirakan menelan anggaran 3,7 milyar dengan kontruksi beton. 

"Kita sudah ajukan ke provinsi beberapa kali, melalui gubernur langsung dan ketua DPRD Kepri, mereka sudah sepakat jika DED nya selesai pihak pemprov siap menganggarkan," sebutnya.

Setelah melakukan perencaanaan yang matang pemerintah Provinsi Kepri menurutnya sudah bersedia membangun jembatan tersebut, pada tahun 2019 mendatang hal ini dikarenakan DED nya baru selesai ditahun 2017 yang lalu, sementara ditahun 2018 jembatan tersebut gagal dibangun karena anggaran pemerintah provinsi mengalami devisit.

"Insyaallah tahun depan akan dibangun, pak wakil bupati juga sudah konfirmasi ke provinsi," sebutnya.

Sementara itu mengenai robohnya kembali jembatan tersebut, Said Nursyahdu mengatakan masyarakat sudah melakukan gotong royong untuk pembangunan sementara jembatan tersebut, meskipun tahun depan akan dibangun namun pemerintah belum dapat memastikan kapan akan dimulainya pembangunan tersebut. Dirinya juga berujar jika anggaran dari dana desa atau anggaran yang tahun lalu, masih ada maka bisa digunakan dulu untuk perbaikan sementara. 

"Paling tidak, butuh waktu beberapa bulan kedepan, ini saja baru masuk akhir tahun 2018," sebutnya. (Antara)

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE