Penjualan buah tangan UMKM Batam turun 40 persen

id buah tangan,UMKM ,Batam,kadin

Orang yang tadinya mau belanja, beli oleh-oleh jadi mikir. Baru pengumuman saja mereka sudah berpikir
Batam (ANTARANews Kepri) - Penjualan buah tangan produksi usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kota Batam, Kepulauan Riau, turun hingga 40 persen sejak beberapa pekan terakhir akibat kebijakan beberapa maskapai penerbangan terkait batas bagasi penumpang.

"Yang paling terkena dampaknya itu UMKM, karena Batam terkenal dengan oleh-olehnya. Dampaknya 30 hingga 40 persen," kata Wakil Ketua Kadin Provinsi Kepulauan Riau bidang UMKM, Andi Bola di Batam, Jumat.

Batam dikenal sebagai daerah tujuan wisata dengan banyak oleh-oleh, mulai dari penganan khas, hingga barang-barang bermerek yang dibawa dari negara jiran, Singapura dan Malaysia. Biasanya pelancong atau warga kota selalu membawa banyak barang bawaan sebagai buah tangan untuk kerabat.

Dengan kebijakan pesawat yang membatasi barang bawaan penumpang, pelancong maupun warga kota yang bepergian menggunakan pesawat jadi berfikir ulang untuk membawa oleh-oleh.

"Orang yang tadinya mau belanja, beli oleh-oleh jadi mikir. Baru pengumuman saja mereka sudah berpikir," kata dia.

Ia mengatakan pelaku usaha yang bergerak di bidang buah tangan sudah banyak yang mengadu ke Kadin Kepri terkait kendala yang mereka hadapi.

"UKM yang sudah besar saja mikirnya sudah siap-siap, apa bisa diteruskan atau tidak," kata Andi Bola.

Secara terpisah, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam, Ardiwinata sepakat dengan Andi Bola. "Ini tentu berpengaruh, karena Batam itu wisata belanja," kata dia.

Daya tarik Batam sebagai kota wisata belanja menjadi berkurang, karena pelancong tidak lagi leluasa membawa barang bawaan.

Ia berharap pemerintah pusat membuat regulasi agar ada kebijakan yang dapat menekan harga tiket pesawat domestik.

"Kami berharap harga normal tidak mengurangi perlindungan keselamatan bagi penumpang," kata Ardi.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE