Batam (ANTARA) - Presiden ketiga Indonesia yang juga mantan Ketua Otorita Batam Bacharuddin Jusuf Habibie mengatakan Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau seharusnya jadi pusat industri dirgantara, khususnya produksi pesawat terbang untuk kebutuhan transportasi yang menghubungkan seluruh wilayah di Indonesia.
BJ Habibie, di Batam, Senin, mengatakan saat pertama kali ke Batam memiliki rencana besar yaitu menjadikan wilayah tersebut sebagai pusat industri dirgantara.
"Saat ke sini (Batam) saya berbicara empat mata dengan bapak Lee Kuan Yew dan saya menyampaikan kepada untuk menjadikan Batam sebagai pusat industri dirgantara," katanya.
Presiden ketiga RI itu mengatakan untuk memproduksi pesawat terbang Indonesia dapat bekerjasama dengan Singapura atau Malaysia.
"Kita sudah buktikan kita mampu membuatnya (memproduksi pesawat terbang) saya mau pindahkan kemari (Batam) dan itu semuanya high-tech," paparnya.
Kata Habibie, 40 persen bahan baku pembuat pesawat terbang diproduksi Boeing dan 60 persennya diproduksi oleh supllier.
"Tetapi vendor company itu harus datang sedekat mungkin di tempat yang nyaman, didukung prasarana, sistem dan peraturan yang baik serta transparan," ujarnya.
Habibie mengatakan, Indonesia tidak mungkin mendirikan industri kereta api dari Sabang hingga Marauke, karena 70 persen wilayah NKRI merupakan lautan.
"Kita juga tidak bisa hanya memproduksi kapal laut karena hanya sampai pantai, jalan satu-satunya adalah dengan membuat pesawat terbang," paparnya.
Indonesia, lanjutnya, tidak dapat mengimpor pesawat terbang dalam jumlah besar karena akan memakan biaya yang cukup tinggi. "Karena tidak bisa dibayar dengan rupiah, kita harus membayar dengan valuta yang dia (produsen pesawat terbang) kehendaki," tuturnya.
Kepala BP Batam Edy Putra Irawady mengatakan, Kota Batam harus kembali ke cita-cita awal yaitu menjadi kawasan industri dan teknologi. Sehingga kata Edy, Kota Batam bisa setara dengan Dubai, Uni Emirat Arab.
"Nanti beliau akan membangun pabrik pesawat di sini (Batam), jadi pak Habibie berencana akan membangun 'high-tech', nilai tambah dan SDM," katanya.
Edy mengatakan pihaknya akan membahas lebih lanjut rencana pembangunan pabrik pembuatan pesawat terbang di Kota Batam dengan Presiden ketiga RI, BJ Habibie.
"Kita sudah tahu rencana itu dan itu sudah masuk dalam proyek strategis nasional, agar Batam memiliki 'word class product'," katanya.
Saat ini lanjut dia, Batam belum memiliki produk kelas dunia dan menjadi masalah besar bagi Kota Batam. Edy berharap industri pembuatan pesawat terbang nantinya akan mendongkrak nilai investasi ke Kota Batam.(Antara)
Baca juga: Pollux dan Keluarga Habibie rampungkan proyek Meisterstadt Batam
Baca juga: Perhatian Jerman untuk Habibie yang sedang dirawat
Berita Terkait
Pelni Batam tambah kapasitas 2.000 penumpang saat angkutan mudik lebaran
Kamis, 28 Maret 2024 15:35 Wib
MTI Kepri minta Kemenhub sikapi kenaikan tarif kapal ferry Batam-Singapura
Kamis, 28 Maret 2024 15:26 Wib
Pemkot Batam berkomitmen untuk tingkatkan kualitas pengelolaan pemda lewat MCP
Kamis, 28 Maret 2024 15:00 Wib
Rudi: Industri digital jadi mesin penggerak ekonomi baru
Kamis, 28 Maret 2024 13:22 Wib
Perusahaan manufaktur Tiongkok rencana kembangkan usaha di Batam
Kamis, 28 Maret 2024 12:58 Wib
200 peserta mudik gratis di Batam ke Jakarta naik KM Kelud
Rabu, 27 Maret 2024 19:14 Wib
Pemko Batam siapkan Rp62 miliar untuk THR ASN
Rabu, 27 Maret 2024 17:15 Wib
Tim penyidik KPK cegah Windy Idol ke luar negeri
Rabu, 27 Maret 2024 16:55 Wib
Komentar