Bahan bakar solar langka di Lingga

Lingga (ANTARA) - Bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dalam beberapa pekan terakhir mengalami kelangkaan sehingga  membuat aktifitas masyarakat dan pembangunan proyek-proyek pemerintah  terganggu.

"Kami sudah mengadukan masalah ini ke pemerintah, berharap solusi ditambahkan kuota minyak solar atau diberikan solusi lain, karena masyarakat disini hampir delapan puluh persen bergantung dengan solar," kata Kepala Desa Busung Panjang, Bahar kepada Antara, Jumat.

Desa yang berada di Kecamatan Kepulauan Posek tersebut, sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan dan transportasi yang paling banyak digunakan di daerah tersebut adalah kapal jenis pompong, yang menggunakan bahan bakar solar. 

Dampak dari kelangkaan minyak solar beberapa pekan terakhir ini, membuat masyarakat tidak dapat melaut dan tidak dapat menggunakan kapal pompongnya untuk mencari nafkah. Selain itu aktifitas lainnya yang menggunakan kapal pompong sebagai alat transportasi, di wilayah pulau-pulau tersebut juga terganggu.

"Sudah tidak melaut, ada daerah yang anak-anaknya tidak bisa sekolah karena tidak bisa menyeberang menggunakan kapal pompong, kalau pakai sampan, kita kuatir dengan kondisi cuaca saat ini," ujarnya.

Selain di wilayah pedesaan, salah satu proyek pembangunan yang dikerjakan oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) IV  Wilayah Kepulauan Riau yaitu pembangunan embung Bukit Tumang di Kelurahan Raya, Kecamatan Singkepbarat, juga terkendala akibat dari kelangkaan BBM jenis solar tersebut.

“Ia benar pak, sudah hampir 3 hari ini tak bisa kerja karena solar tak ada, untuk mengoperasikan alat berat,” kata Azmi salah seorang staff PT Kartika Teguh Karya, saat ditemui dilokasi proyek tersebut.

Sementara itu  Kepala Bagian Ekonomi Sekretaris Daerah Kabupaten Lingga saat akan dikonfirmasi kelangkaan BBM solar, belum memberikan tanggapan terkait permasalahan tersebut. (Antara)