ASITA minta pemerintah dorong wisatawan nusantara ke Tanjungpinang

id ASITA,minta,pemerintah, dorong, wisnus,ke Tanjungpinang

ASITA minta pemerintah dorong wisatawan nusantara ke Tanjungpinang

Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (ASITA) Tanjungpinang, Sapril Sembiring. ANTARA/Nikolas Panama

Tanjungpinang (ANTARA) - Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (ASITA) Tanjungpinang minta pemerintah pusat mendorong wisatawan nusantara (wisnus) berkunjung ke ibukota Kepulauan Riau itu setelah kunjungan wisatawan mancanegara menurun.

"Kita tidak usah bicara soal virus corona lagi. Ini sudah pasti menurunkan kunjunhan wisman. Yang harus dilakukan sekarang bagaimana mendorong wisnus kunjungi Kepri, khususnya Tanjungpinang dengan melakukan berbagai kebijakan," kata Ketua ASITA Tanjungpinang, Sapril Sembiring, di Tanjungpinang, Sabtu.

Langkah awal yang harus dilakukan pemerintah yakni menurunkan harga tiket pesawat dari Jakarta menuju Tanjungpinang. Setiap hari ada tiga pesawat yang mendarat dan lepas landas dengan rute Tanjungpinang-Jakarta yakni Nam Airlines, Garuda dan Lion Airlines.

Harga tiket pesawat sekarang relatif tinggi sehingga menjadi salah satu penyebab banyak orang tidak mau berangkat.

Selain itu, lanjutnya pemerintah pusat dan daerah harus lebih kreatif membangun objek wisata yang menarik, dan gencar mempromosikannya kepada publik, salah satunya melalui media massa.

"Kegiatan-kegiatan yang memacu keinginan pribadi untuk menyaksikannya juga harus lebih gencar dilakukan, seperti mengundang Ustad Abdul Somad ceramah di Tanjungpinang. Ini bukan hanya wisnus yang hadir, melainkan juga wisatawan dari Singapura dan Malaysia, karena kedua negara itu bertetangga dengan Tanjungpinang," ujarnya.

Sapri mengatakan virus corona menyebabkan sektor pariwisata di Kepri, khususnya di Tanjungpinang terpuruk. Namun sampai sekarang belum ada perusahaan yang bergerak di bidang jasa pariwisata tutup.

Perusahaan yang berharap wisman, seperti dari China berkunjung ke Tanjungpinang, paling merasakan dampaknya. Kondisi ini juga dirasakan Batam dan Bintan.

"Tapi dampaknya sudah ada, banyak karyawan harian, yang tidak bekerja lagi," katanya.


 

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE