Batam (ANTARA) - Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Provinsi Kepulauan Riau meminta penghapusan biaya Visa on Arrival (VoA) atau pengurusan visa saat kedatangan guna menggenjot angka kunjungan wisatawan mancanegara ke daerah setempat.
Ketua ASITA Kepri, Eva Betis menyampaikan terdapat beberapa negara pemasok wisman terbesar di antaranya Korea, Jepang, India, Australia, orang asing yang tinggal di Singapura ataupun tempat tinggal permanen di Singapura.
"Untuk memulihkan pariwisata mohon usulan kami diteruskan seperti mulai dari VoA, insentif, tiket kapal feri dan pesawat yang mahal dan lainnya," katanya.
Baca juga:
Dirjen Bea Cukai Askolani: Perlu regulasi pelarangan kapal "HSC"
Kapal asing marak di Natuna, Gubernur Ansar sebut pengamanan laut perlu ditingkatkan
Untuk itu, ia meminta Komisi X DPR RI segera mengambil tindakan yang progresif untuk menanggulangi masalah-masalah pariwisata yang ada di Kepri.
Evi berharap dukungan dari DPR RI untuk memajukan dan memulihkan kembali pariwisata di Kepri di masa pandemi COVID-19 ini.
"Jangan sampai pariwisata di Kepri, khususnya Batam dan Bintan tenggelam dengan promo-promo yang diberikan oleh negara-negara tetangga, karena kita kalah saing dari segi harga, objek, regulasi yang lebih mudah di negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia," ujar dia.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Ardiwinata menjelaskan perkembangan pariwisata, salah satunya kunjungan wisman yang mulai membaik.
Namun, perlu dukungan Pemerintah Pusat agar pariwisata di Batam kembali menggeliat.
"Pelaku pariwisata sudah menyampaikan usulan melalui Komisi X DPR RI, semoga bisa terealisasi. Untuk Batam saat ini Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, sudah membangun demi pariwisata Batam," demikian Ardiwinata.*
Baca juga:
Bea Cukai ungkap TPPU hasil rokok ilegal capai Rp1 triliun
DKP Kepri sebut Pemerintah Malaysia bebaskan satu dari dua nelayan Natuna
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Asita Kepri minta biaya Visa on Arrival dihapus
Komentar