40 rumah warga Natuna jadi korban puting beliung selama 2020

id Puting beliun Natuna

40 rumah warga Natuna jadi korban puting beliung selama 2020

Dokumen - Angin puting beliung menerjang wilayah Perairan Batam di Kepulauan Riau, Selasa (8/10/2019) ANTARA FOTO/M N Kanwa

Natuna (ANTARA) - Sedikitnya 40 unit rumah milik warga di Natuna Provinsi Kepulauan Riau selama periode Januari-September 2020 terkena dampak bencana puting beliung.

Kasi Kedaruratan Logistik Rehabilitasi dan Rekonstruksi pada Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Natuna Elkadar Lismana saat dihubungi dari Tanjungpinang Senin menyampaikan hampir semua kecamatan terkena dampak bencana puting beliung.

Elkadar menyatakan kondisi cuaca di Natuna saat ini (bulan September) sangat ekstrem sekali. Sepekan yang lalu puting beliung berskala sedang melanda di sejumlah kecamatan, misalnya Kecamatan Bunguran Utara, Kecamatan Pulau Laut dan Kecamatan Midai.

Selain itu kondisi kecepatan angin dalam beberapa hari terakhir juga cukup kencang, sehingga memicu gelombang tinggi mencapai tiga hingga empat meter di perairan Natuna.

Bahkan pada Sabtu (26/9) malam, sebuah kapal pompong nelayan di Kecamatan Bunguran Barat tenggelam diterjang gelombang tinggi.

“Sekarang cuaca memang sedang tidak menentu, setiap hari mendung,” tuturnya.

Lanjut dia, Damkar Natuna gencar patroli keliling guna memantau daerah-daerah rawan bencana puting beliung, terutama kawasan pesisir.

Ia tidak menampik warga pesisir paling beresiko dihantam puting beliung dan bencana lainnya, seperti pasang surut air laut serta gelombang tinggi yang dapat menyebabkan rumah roboh.

"Warga Natuna banyak memilih membangun tempat tinggal di atas laut, karena biaya materialnya lebih murah dan ditambah mereka tidak punya lahan di darat. Seharusnya di darat lebih aman, tapi mau bagaimana lagi, daratan Natuna juga tidak begitu luas," sebut Elkadar.

Menurutnya, berbagai langkah antisipasi bencana terus dilakukan, seperti sosialiasi rutin kepada masyarakat serta melakukan aksi penebangan pohon yang berada tidak jauh dari pemukiman warga.

“Pohon yang berada dekat dengan rumah warga sangat berbahaya, kami siap memotong dengan peralatan mesin. Warga juga harus tetap waspada dan berhati-hati, termasuk mengurangi aktivitas di laut karena kondisi cuaca ekstrem,” tuturnya.

Lebih lanjut, Elkadar menyebut sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Natuna terkait penanganan rumah yang rusak akibat puting beliung, karena pihaknya tidak memiliki anggaran untuk membantu maupun merehabilitasi rumah warga.

“Anggaran kami terbatas hanya untuk operasional, itu pun di kisaran puluhan juta saja. Sementara untuk sarana prasarana dan personel saja sangat terbatas,” imbuhnya.

Dikatakannya, Dinsos Natuna telah melakukan identifikasi dan turun ke lapangan untuk memantau rumah-rumah masyarakat yang rusak dihantam puting beliung, namun kemungkinan menjangkau wilayah terdekat dahulu, misalnya Kecamatan Bunguran Timur dan Kecamatan Bunguran Selatan, karena menyangkut soal anggaran.

“Dinsos pun terkendala dengan adanya refocussing anggaran COVID-19, sehingga penanganannya dilakukan secara bertahap,” tutur dia.

Pihaknya pun berharap kucuran dana Pemerintah Pusat maupun Pemprov Kepri untuk mendukung penanganan bencana alam di pulau terluar Indonesia tersebut.
 

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE