Kepulauan Meranti akan dijadikan sentra ikan kakap dan bawal bintang

id Kakap putih, bawal bintang, budidaya kakap, kepulauan meranti, meranti, kakap meranti

Kepulauan Meranti akan  dijadikan sentra ikan kakap dan bawal bintang

Hasil budidaya ikan bawal bintang. ANTARA/HO KKP/am.

Pekanbaru (ANTARA) - Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, akan difokuskan sebagai sentra budidaya ikan kakap putih (Lates calcarifer) dan bawal bintang (Pampus argenteus) usai mendapat dukungan pemerintah pusat melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) belum lama ini.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Riau, Herman, melalui pernyataannya di Pekanbaru, Minggu, mengungkapkan, dijadikannya Kabupaten Kepulauan Meranti sebagai sentra budidaya ikan kakap putih dan bawal bintang lantaran daerah ini dianggap cocok dibandingkan daerah lain.

"Pihak-pihak terkait bersama pemerintah pusat juga sudah berkomitmen melalui penandatangan MoU terkait dengan kesepakatan ini,” katanya.

Dia mengatakan, besar harapan Pemprov Riau upaya ini membuahkan hasil, terutama mengangkat perekonomian masyarakat nelayan setempat. Dengan begitu akan berdampak pada perbaikan perekonomian daerah di tengah pandemi.

Herman mengatakan pengembangan budidaya sektor perikanan dan kelautan di Provinsi Riau masih akan terus dikembangkan agar masyarakat sebagai penerima manfaat menjadikan potensi untuk mengatasi masalah perekonomian nelayan.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perikanan Kepulauan Meranti Eldy Saputra mengaku tengah berfokus menjadikan daerahnya sebagai sentra budidaya kakap putih setelah ditunjuk oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Riau.

"Kita sudah membuat kesepakatan dengan DKP Provinsi bahwa Meranti merupakan klaster kakap putih dan ditunjuk sebagai sentranya. Setiap kabupaten sudah ada klasternya masing-masing," katanya.

Untuk menindaklanjuti pengembangan ikan tersebut, pihaknya bekerjasama dengan DKP Provinsi Riau dan Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam dalam kesepakatan perjanjian. Memang utamanya dalam kesepakatan ini untuk kemudahan mendapatkan benih yang selama ini menjadi tantangan bagi pembudidaya.

"Kerjasama kita dengan BPBL Batam itu selama tiga tahun, dari tahun 2020. Sementara dengan DKP Provinsi Riau itu hingga masa jabatan Gubernur Syamsuar berakhir," tuturnya.

Kata Eldy, UPT di bawah Direktorat Jenderal Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) itu membantu menyuplai bibit dan pendamping teknologi. Sedangkan DKP Provinsi Riau akan membantu keramba jaring apung (KJA) untuk kelompok budidaya.

"Mereka telah memberikan bantuan sebanyak 180 ribu benih kakap putih. Bibit itu dikembangkan di keramba 10 kelompok binaan kita. Tahun depan rencananya untuk 11 kelompok lagi," ungkap Eldy.
 

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE