Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan RI mendeteksi empat kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Provinsi Bali pada Mei 2022. Hasil penelitian Genom Sekuensing terkait hal itu diterima Kemenkes pada Kamis (9/6) malam.
Atas temuan empat kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Bali itu, Kemenkes mewaspadai kenaikan angka kasus COVID-19 di Tanah Air.
"Memang saat ini sudah keluar Variants under Monitoring (VuM) seperti Omicron BA.4 dan BA.5. Ini yang memicu kenaikan kasus di Eropa, Amerika dan Asia. Itu sudah ditemukan di Indonesia kemarin di Bali, ada empat orang kena," kata Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Jumat.
Baca juga:
Tingkat kesembuhan COVID-19 di Kota Batam capai 97,03 persen
Satgas catat kasus positif COVID-19 di Batam lebih banyak terjadi pada pria
Budi mengatakan varian BA.4 dan BA.5 memiliki karakteristik mampu menghindar dari imunitas tubuh manusia yang dibentuk oleh vaksin serta menyebar secara cepat.
Dalam laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) Amerika Serikat (AS) disebutkan, subvarian Omicron BA.2.12.1 (Stealth Omicron) adalah bentuk dominan COVID-19 yang saat ini yang beredar di AS.
Data CDC menunjukkan bahwa subvarian BA.4 dan BA.5 sekarang mewakili hingga 7 persen dari kasus COVID-19 baru.
Sementara itu, Menteri Kesehatan memastikan indikator positivity rate atau proporsi orang positif COVID-19 dan transmisi komunitas COVID-19 di Indonesia dalam tiga pekan terakhir masih dalam taraf aman, seiring imunitas masyarakat yang tinggi.
"Berhubung imunitas masyarakat Indonesia masih tinggi berdasarkan sero survei (survei antibodi) pada Maret 2022, dan kita lihat kenaikan masih dalam taraf aman," kata Menteri.
Baca juga:
Terkonfirmasi positif COVID-19, keberangkatan 13 calon haji sempat tertunda
Ibu Kota Kepri kembali nihil kasus aktif COVID-19
Ia mengatakan proporsi orang positif COVID-19 dari keseluruhan penduduk yang dites di Indonesia masih di bawah lima persen.
"Secara nasional sekarang 1,15 persen, paling tinggi di DKI Jakarta tiga persenan," kata dia.
Indikator transmisi komunitas atau tingkat sebaran penularan SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 di Indonesia berkisar 1 per 100.000 penduduk, dari ketetapan level 1 PPKM sebesar 20 per kasus per pekan untuk 100.000 penduduk.
Dalam kesempatan itu, ia berpesan kepada masyarakat agar menyegerakan akses ke program vaksinasi penguat atau dosis ketiga untuk memperkuat imunitas tubuh.
Selain itu, masyarakat diminta untuk tetap konsisten patuh pada aturan protokol kesehatan, khususnya memakai masker dalam ruangan yang padat pengunjung.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenkes deteksi empat kasus BA.4 dan BA.5 di Bali
Atas temuan empat kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Bali itu, Kemenkes mewaspadai kenaikan angka kasus COVID-19 di Tanah Air.
"Memang saat ini sudah keluar Variants under Monitoring (VuM) seperti Omicron BA.4 dan BA.5. Ini yang memicu kenaikan kasus di Eropa, Amerika dan Asia. Itu sudah ditemukan di Indonesia kemarin di Bali, ada empat orang kena," kata Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Jumat.
Baca juga:
Tingkat kesembuhan COVID-19 di Kota Batam capai 97,03 persen
Satgas catat kasus positif COVID-19 di Batam lebih banyak terjadi pada pria
Budi mengatakan varian BA.4 dan BA.5 memiliki karakteristik mampu menghindar dari imunitas tubuh manusia yang dibentuk oleh vaksin serta menyebar secara cepat.
Dalam laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) Amerika Serikat (AS) disebutkan, subvarian Omicron BA.2.12.1 (Stealth Omicron) adalah bentuk dominan COVID-19 yang saat ini yang beredar di AS.
Data CDC menunjukkan bahwa subvarian BA.4 dan BA.5 sekarang mewakili hingga 7 persen dari kasus COVID-19 baru.
Sementara itu, Menteri Kesehatan memastikan indikator positivity rate atau proporsi orang positif COVID-19 dan transmisi komunitas COVID-19 di Indonesia dalam tiga pekan terakhir masih dalam taraf aman, seiring imunitas masyarakat yang tinggi.
"Berhubung imunitas masyarakat Indonesia masih tinggi berdasarkan sero survei (survei antibodi) pada Maret 2022, dan kita lihat kenaikan masih dalam taraf aman," kata Menteri.
Baca juga:
Terkonfirmasi positif COVID-19, keberangkatan 13 calon haji sempat tertunda
Ibu Kota Kepri kembali nihil kasus aktif COVID-19
Ia mengatakan proporsi orang positif COVID-19 dari keseluruhan penduduk yang dites di Indonesia masih di bawah lima persen.
"Secara nasional sekarang 1,15 persen, paling tinggi di DKI Jakarta tiga persenan," kata dia.
Indikator transmisi komunitas atau tingkat sebaran penularan SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 di Indonesia berkisar 1 per 100.000 penduduk, dari ketetapan level 1 PPKM sebesar 20 per kasus per pekan untuk 100.000 penduduk.
Dalam kesempatan itu, ia berpesan kepada masyarakat agar menyegerakan akses ke program vaksinasi penguat atau dosis ketiga untuk memperkuat imunitas tubuh.
Selain itu, masyarakat diminta untuk tetap konsisten patuh pada aturan protokol kesehatan, khususnya memakai masker dalam ruangan yang padat pengunjung.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenkes deteksi empat kasus BA.4 dan BA.5 di Bali