Tanjungpinang (ANTARA) - Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau (Dispar Kepri) Buralimar menyatakan wilayah itu membutuhkan kebijakan khusus untuk meningkatkan kinerja sektor pariwisata daerah tersebut.
"Kepri itu memiliki karakteristik yang berbeda dengan Bali, Jakarta dan Pulau Jawa sehingga membutuhkan kebijakan khusus untuk meningkatkan kunjungan wisman," ucap Buralimar di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, Kamis.
Ia menjelaskan Kepri terdiri dari pulau-pulau, bahkan kabupaten dan kota di wilayah itu merupakan pulau-pulau yang dipisahkan oleh lautan yang luas.
Luas lautan di Kepri mencapai 96 persen dibanding daratan, yang berbatasan dengan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam. Posisi Kepri yang strategis tersebut semestinya menjadi potensi dalam mengembangkan sektor pariwisata.
Kebijakan pemerintah pusat tersebut semestinya mendorong agar wisatawan berkunjung ke wilayah itu.
"Dalam praktiknya harus beri kemudahan kepada wisatawan asing berkunjung ke Kepri. Kalau perlu disertai stimulus untuk menambah daya tarik mereka berkunjung ke Batam, Bintan, Karimun, dan Tanjungpinang," ujar Buralimar.
Menurut dia, Pemerintah Malaysia sudah "mencuri" momentum menarik wisman ke negaranya setelah kasus aktif COVID-19 terkendali. Malaysia membuka diri kepada seluruh warga negara asing untuk berkunjung ke negara itu.
"Tetangga kita itu (Malaysia) cepat menangkap momen untuk menarik wisman ke negaranya. Sementara kita masih utak-atik kebijakan sehingga wisman pun belum sepenuhnya tertarik ke Kepri kecuali untuk urusan yang penting," katanya.
Buralimar mengemukakan sektor pariwisata memberi kontribusi besar terhadap perekonomian Kepri sebelum pandemi COVID-19. Saat ini, sektor pariwisata merangkak meningkat ditandai dengan peningkatan jumlah wisman ke berbagai daerah di Kepri, terutama Batam.
Jumlah wisman ke Kepri setelah pemerintah membuka akses pelabuhan internasional dan bandara internasional di Batam dan Tanjungpinang sekitar 6 ribu orang, masih jauh dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah tahun 2022 sebanyak 400 ribu orang.
Sedangkan sekitar 60 persen wisman, lanjut Buralimar, ke Batam, sisanya ke Bintan, Tanjungpinang dan Karimun.
"Hari ini merupakan hari terakhir saya menjadi kepala dinas dan PNS. Saya belum mengetahui siapa pengganti saya. Saya berharap pengganti saya lebih kreatif, inovatif, muda dan cerdas sehingga dapat mengembangkan sektor pariwisata di Kepri," tutur Buralimar.
"Kepri itu memiliki karakteristik yang berbeda dengan Bali, Jakarta dan Pulau Jawa sehingga membutuhkan kebijakan khusus untuk meningkatkan kunjungan wisman," ucap Buralimar di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, Kamis.
Ia menjelaskan Kepri terdiri dari pulau-pulau, bahkan kabupaten dan kota di wilayah itu merupakan pulau-pulau yang dipisahkan oleh lautan yang luas.
Luas lautan di Kepri mencapai 96 persen dibanding daratan, yang berbatasan dengan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam. Posisi Kepri yang strategis tersebut semestinya menjadi potensi dalam mengembangkan sektor pariwisata.
Kebijakan pemerintah pusat tersebut semestinya mendorong agar wisatawan berkunjung ke wilayah itu.
"Dalam praktiknya harus beri kemudahan kepada wisatawan asing berkunjung ke Kepri. Kalau perlu disertai stimulus untuk menambah daya tarik mereka berkunjung ke Batam, Bintan, Karimun, dan Tanjungpinang," ujar Buralimar.
Menurut dia, Pemerintah Malaysia sudah "mencuri" momentum menarik wisman ke negaranya setelah kasus aktif COVID-19 terkendali. Malaysia membuka diri kepada seluruh warga negara asing untuk berkunjung ke negara itu.
"Tetangga kita itu (Malaysia) cepat menangkap momen untuk menarik wisman ke negaranya. Sementara kita masih utak-atik kebijakan sehingga wisman pun belum sepenuhnya tertarik ke Kepri kecuali untuk urusan yang penting," katanya.
Buralimar mengemukakan sektor pariwisata memberi kontribusi besar terhadap perekonomian Kepri sebelum pandemi COVID-19. Saat ini, sektor pariwisata merangkak meningkat ditandai dengan peningkatan jumlah wisman ke berbagai daerah di Kepri, terutama Batam.
Jumlah wisman ke Kepri setelah pemerintah membuka akses pelabuhan internasional dan bandara internasional di Batam dan Tanjungpinang sekitar 6 ribu orang, masih jauh dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah tahun 2022 sebanyak 400 ribu orang.
Sedangkan sekitar 60 persen wisman, lanjut Buralimar, ke Batam, sisanya ke Bintan, Tanjungpinang dan Karimun.
"Hari ini merupakan hari terakhir saya menjadi kepala dinas dan PNS. Saya belum mengetahui siapa pengganti saya. Saya berharap pengganti saya lebih kreatif, inovatif, muda dan cerdas sehingga dapat mengembangkan sektor pariwisata di Kepri," tutur Buralimar.