Tanjungpinang (ANTARA) - Wakil Wali Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) Endang Abdullah menyebut sebanyak 487 orang anak menderita stunting atau kekerdilan di daerah tersebut.
Ia berharap kepada seluruh elemen masyarakat agar bisa bersama-sama untuk menangani kasus stunting tersebut.
"Saya harap kasus ini menjadi perhatian kita semua, karena instruksi Presiden RI pada 2024, tidak boleh lagi ada balita yang stunting," kata Endang Abdullah saat membuka kegiatan pencanangan pilot project gerakan keluarga sehat, tanggap dan tangguh bencana yang digelar TP-PKK Tanjungpinang, di aula kantor dinas sosial setempat, Rabu.
Endang mengapresiasi kegiatan TP-PKK dengan tema pemberdayaan ibu balita terhadap pencegahan dan penurunan stunting itu sebagai upaya untuk penurunan kasus stunting di Tanjungpinang.
"Tentunya saya apresiasi, karena PKK telah membantu pemkot untuk membantu menurunkan kasus stunting," ujarnya.
Dengan berbagai upaya ini, ia berharap kasus stunting yang saat ini ada sebanyak 487 orang bisa mengalami penurunan ke depannya.
Pemkot Tanjungpinang sendiri, kata dia, terus melakukan berbagai upaya untuk menangani kasus tersebut.
"Beberapa waktu lalu, sudah ada 27 orang dari perangkat daerah yang dinobatkan sebagai orangtua asuh yang fungsinya untuk membantu memenuhi asupan gizi dan kebutuhan nutrisi yang anak-anak perlukan di masa pertumbuhannya," ungkapnya.
Sementara, Sekretaris TP-PKK Tanjungpinang, Syamilatul Khoriroh menyampaikan dalam kegiatan pencanangan pilot project gerakan keluarga sehat, tanggap dan tangguh bencana ini, ada sebanyak 75 orangtua balita peserta yang berasal dari Kelurahan Pinang Kencana, Kecamatan Tanjungpinang Timur.
Menurutnya kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan gizi keluarga untuk pencegahan dan penurunan stunting.
"Peserta ini nanti akan kita tingkatkan kesehatannya serta membimbing perilaku hidup bersih dan sehat," terangnya.
Ia juga menambahkan sejak Juli 2022, PKK Kota Tanjungpinang sudah melakukan survei sebanyak enam balita. Dari keenamnya, terdapat satu orang yang mengidap penyakit genetik (kebocoran jantung).
"Sudah ditindaklanjuti bekerja sama dengan Baznas untuk dibawa ke rumah sakit," ungkapnya.
Dengan berbagai kegiatan yang dilakukan ini, ia berharap kasus stunting di Tanjungpinang bisa mengalami penurunan.
"Karena salah satu program PKK ialah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat," ucapnya.
Ia berharap kepada seluruh elemen masyarakat agar bisa bersama-sama untuk menangani kasus stunting tersebut.
"Saya harap kasus ini menjadi perhatian kita semua, karena instruksi Presiden RI pada 2024, tidak boleh lagi ada balita yang stunting," kata Endang Abdullah saat membuka kegiatan pencanangan pilot project gerakan keluarga sehat, tanggap dan tangguh bencana yang digelar TP-PKK Tanjungpinang, di aula kantor dinas sosial setempat, Rabu.
Endang mengapresiasi kegiatan TP-PKK dengan tema pemberdayaan ibu balita terhadap pencegahan dan penurunan stunting itu sebagai upaya untuk penurunan kasus stunting di Tanjungpinang.
"Tentunya saya apresiasi, karena PKK telah membantu pemkot untuk membantu menurunkan kasus stunting," ujarnya.
Dengan berbagai upaya ini, ia berharap kasus stunting yang saat ini ada sebanyak 487 orang bisa mengalami penurunan ke depannya.
Pemkot Tanjungpinang sendiri, kata dia, terus melakukan berbagai upaya untuk menangani kasus tersebut.
"Beberapa waktu lalu, sudah ada 27 orang dari perangkat daerah yang dinobatkan sebagai orangtua asuh yang fungsinya untuk membantu memenuhi asupan gizi dan kebutuhan nutrisi yang anak-anak perlukan di masa pertumbuhannya," ungkapnya.
Sementara, Sekretaris TP-PKK Tanjungpinang, Syamilatul Khoriroh menyampaikan dalam kegiatan pencanangan pilot project gerakan keluarga sehat, tanggap dan tangguh bencana ini, ada sebanyak 75 orangtua balita peserta yang berasal dari Kelurahan Pinang Kencana, Kecamatan Tanjungpinang Timur.
Menurutnya kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan gizi keluarga untuk pencegahan dan penurunan stunting.
"Peserta ini nanti akan kita tingkatkan kesehatannya serta membimbing perilaku hidup bersih dan sehat," terangnya.
Ia juga menambahkan sejak Juli 2022, PKK Kota Tanjungpinang sudah melakukan survei sebanyak enam balita. Dari keenamnya, terdapat satu orang yang mengidap penyakit genetik (kebocoran jantung).
"Sudah ditindaklanjuti bekerja sama dengan Baznas untuk dibawa ke rumah sakit," ungkapnya.
Dengan berbagai kegiatan yang dilakukan ini, ia berharap kasus stunting di Tanjungpinang bisa mengalami penurunan.
"Karena salah satu program PKK ialah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat," ucapnya.