Tanjungpinang (ANTARA) - Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad menyebut program jembatan udara sangat dibutuhkan guna percepatan konektivitas transportasi, khususnya di sektor udara untuk merangkai pulau-pulau terdepan dan terluar Indonesia.

Oleh karena itu, ia mendukung percepatan jembatan udara di Kepri yang merupakan bagian dari pilot project Kementerian PPN/Bappenas melalui program Transformasi Ekonomi Kepri menuju Indonesia Emas 2045.

Ansar Ahmad di Tanjungpinang, Selasa, menyebut Kepri memang memerlukan solusi atas permasalahan kebutuhan konektivitas transportasi untuk sektor perhubungan udara, karena dua sektor transportasi lainnya, yakni laut dan darat diklaim sudah sangat bagus.

"Makanya, kita sambut baik tawaran Kementerian PPN/Bappenas melalui skema pembelian pesawat perintis amfibi produksi anak bangsa, yakni PT Dirgantara Indonesia dengan pesawat N219 seharga kurang lebih Rp100 miliar, " kata Gubernur Ansar.

Hal itu, katanya, juga dalam rangka mendukung tumbuh kembangnya industri dirgantara Indonesia, yang akan mulai memproduksi pesawat amfibi N219 guna memenuhi permintaan kebutuhan pesawat perintis untuk wilayah terluar dan terdepan.

Ansar menyatakan konektivitas jembatan udara di Kepri, akan banyak memberikan manfaat bagi negeri berjuluk Segantang Lada itu sendiri.

"Salah satunya mempercepat masuknya investasi. Mengingat banyaknya sektor bisnis yang bisa dikembangkan di wilayah ini," ucap Ansar.

Sementara itu Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Gita Amperiawan mengatakan Kepri memang menjadi lokasi proyek rintisan transportasi pesawat amfibi N219, tepatnya di Kabupaten Natuna.

Hal itu tak lain karena pemerintah pusat memahami kendala yang dialami kabupaten paling Utara Indonesia itu, yakni aksesibilitas untuk transportasi udara.

"Pilot project ini akan direalisasikan pada 2025 di Kabupaten Natuna. Semoga berjalan lancar," kata Gita Amperiawan dalam kunjungan kerjanya ke Kota Batam.
 

Pewarta : Ogen
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2024