Bintan (ANTARA) - Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad mengupayakan pelabuhan berakit di Kabupaten Bintan segera beroperasi untuk menggenjot kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) ke daerah setempat.
Pelabuhan Berakit berada tak jauh dari kawasan wisata pantai Trikora Bintan, namun tak kunjung dioperasikan sejak dibangun Kementerian Perhubungan RI tahun 2010 dengan total anggaran Rp60 miliar, karena terkendala kedalaman alur laut.
"Pantai Trikora butuh pintu masuk turis asing, biar makin ramai pengunjung. Kalau tidak, sulit mau berkembang dan maju," kata Gubernur Ansar di Tanjungpinang, Rabu.
Gubernur Ansar menyebut pelabuhan berakit rencananya akan dibuka untuk rute pelayaran internasional menuju terminal ferry desaru, Johor Bahru, Malaysia atau sebaliknya. Hal ini mengingat jarak antar kedua wilayah ini cukup dekat, hanya sekitar 28 mil laut atau memakan waktu tempuh sekitar 1 jam 10 menit.
"Kami sudah membicarakan hal ini dengan Menteri Besar Johor. Alhamdulillah, beliau sangat menyambut baik," ujar Ansar.
Selain itu, Ansar juga mengaku telah menemui Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi terkait pengoperasian pelabuhan berakit yang kondisinya saat ini sudah cukup parah. Salah satunya kerusakan pada bagian ponton pelabuhan yang membutuhkan anggaran perbaikan cukup besar.
Menurut dia Menteri Budi bersedia membantu anggaran perbaikan kerusakan ponton pelabuhan tersebut pada tahun anggaran 2023.
"Mudah-mudahan tahun ini selesai dan bisa beroperasi," ucapnya.
Di sisi lain, lanjut Ansar, ia juga sudah berbicara dengan calon pengelola terminal pelabuhan berakit dari pihak swasta.
Dikatakannya pihak swasta itu berkomitmen melakukan pendalaman alur laut (pasir laut) secara rutin per enam bulan agar kapal-kapal besar bisa bersandar di pelabuhan berakit.
"Proses perizinan pendalaman alur sedang diurus. Termasuk hasil pasir laut yang dikeruk itu, bisa dijual atau untuk kepentingan reklamasi lokal," ucap Ansar.
Ia optimistis dengan beroperasinya pelabuhan berakit dapat mendongkrak kedatangan wisman ke Provinsi Kepri, khususnya Bintan. Ini tentu berdampak terhadap pendapatan asli daerah serta peningkatan ekonomi masyarakat sekitarnya.
Pelabuhan Berakit berada tak jauh dari kawasan wisata pantai Trikora Bintan, namun tak kunjung dioperasikan sejak dibangun Kementerian Perhubungan RI tahun 2010 dengan total anggaran Rp60 miliar, karena terkendala kedalaman alur laut.
"Pantai Trikora butuh pintu masuk turis asing, biar makin ramai pengunjung. Kalau tidak, sulit mau berkembang dan maju," kata Gubernur Ansar di Tanjungpinang, Rabu.
Gubernur Ansar menyebut pelabuhan berakit rencananya akan dibuka untuk rute pelayaran internasional menuju terminal ferry desaru, Johor Bahru, Malaysia atau sebaliknya. Hal ini mengingat jarak antar kedua wilayah ini cukup dekat, hanya sekitar 28 mil laut atau memakan waktu tempuh sekitar 1 jam 10 menit.
"Kami sudah membicarakan hal ini dengan Menteri Besar Johor. Alhamdulillah, beliau sangat menyambut baik," ujar Ansar.
Selain itu, Ansar juga mengaku telah menemui Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi terkait pengoperasian pelabuhan berakit yang kondisinya saat ini sudah cukup parah. Salah satunya kerusakan pada bagian ponton pelabuhan yang membutuhkan anggaran perbaikan cukup besar.
Menurut dia Menteri Budi bersedia membantu anggaran perbaikan kerusakan ponton pelabuhan tersebut pada tahun anggaran 2023.
"Mudah-mudahan tahun ini selesai dan bisa beroperasi," ucapnya.
Di sisi lain, lanjut Ansar, ia juga sudah berbicara dengan calon pengelola terminal pelabuhan berakit dari pihak swasta.
Dikatakannya pihak swasta itu berkomitmen melakukan pendalaman alur laut (pasir laut) secara rutin per enam bulan agar kapal-kapal besar bisa bersandar di pelabuhan berakit.
"Proses perizinan pendalaman alur sedang diurus. Termasuk hasil pasir laut yang dikeruk itu, bisa dijual atau untuk kepentingan reklamasi lokal," ucap Ansar.
Ia optimistis dengan beroperasinya pelabuhan berakit dapat mendongkrak kedatangan wisman ke Provinsi Kepri, khususnya Bintan. Ini tentu berdampak terhadap pendapatan asli daerah serta peningkatan ekonomi masyarakat sekitarnya.