Termasuk mengembangkan platform Command Center hingga 80 persen untuk memonitor dan pengendalian.
Command center merupakan platform berbasis pada integrasi data dari berbagai sumber yang dapat menampilkan data secara daring dan waktu sesungguhnya.
Sebelumnya, jumlah nelayan Kampung Melayu Kota Batam Kepulauan Riau urung mencari ikan ke laut, karena limbah minyak hitam mencemari perairan yang berhadapan dengan laut internasional itu.
Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kampung Melayu Khairul Bahri di Batam, Rabu (3/5) mengatakan selain aktivitas nelayan yang terkendala, wisata di sana juga terganggu, mengingat daerah itu merupakan kawasan wisata favorit warga.
Di sini daerah wisata dan aktivitas nelayan saat ini berpengaruh apalagi minyak hitam ini untuk di tubuh sangat sulit menghilang, kemudian biota laut juga terdampak," kata Khairul.
Ia mengaku tidak mengetahui pasti asal atau sumber dari limbah hitam tersebut. Hingga saat ini pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak terkait agar dapat mempercepat pembersihan Pantai Kampung Melayu.
"Sekitar jam 7 pagi tadi saat masyarakat beraktivitas ada tumpahan minyak hitam di pantai. Kami turun ke lapangan, dan benar ada. Kami juga hubungi beberapa pihak terkait, dan cepat respon sehingga jam 9 tadi sudah datang pihak polisi, Bakamla dan lainnya. Kami berharap ini agar segera ditindaklanjuti karena sangat merugikan," ujar dia.
Khairul berharap nelayan setempat mendapatkan kompensasi atas musibah yang mereka alami.
"Jelas ini harus dibersihkan segera, dan tanggung jawab. Selain itu dapat memberikan kompensasi kepada yang terdampak. Tolong wilayah kita dibersihkan agar bisa ekonomi warga kami berjalan lagi," kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: KKP tindak lanjuti pencemaran limbah di perairan Batam