Batam (ANTARA) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah Kepulauan Riau terus berupaya menekan laju inflasi melalui konsistensi dalam melaksanakan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Wakil Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kepri Suryono dalam keterangan yang diterima di Batam, Rabu, mengatakan untuk melaksanakan GNPIP tersebut, pada Juli 2023, TPID terus melakukan koordinasi melalui pertemuan tingkat tinggi / high level meeting (HLM) TPID, dan berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait untuk memastikan kelancaran distribusi barang, kecukupan ketersediaan stok, dan monitoring harga pangan.
"TPID juga menyelenggarakan rangkaian kegiatan kampanye konsumsi cabai kering sebagai bagian dari upaya diversifikasi pangan dengan menyelenggarakan lomba memasak tanpa menggunakan cabai segar," kata Suyono.
Kemudian, juga ada talkshow dan demo masak untuk optimalisasi penggunaan cabai kering dalam masakan, serta pemecahan Rekor MURI Sajian Sambal Bilis Terbanyak Menggunakan Cabai Kering.
Suyono menyampaikan TPID juga terus berinovasi untuk mendorong produktivitas bahan pangan di Kepri, salah satunya melalui pembentukan kelompok subsistence bidang pertanian dan perikanan.
"Kemudian bersinergi dengan Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital Kemkominfo, TPID menyelenggarakan kegiatan Hack4ID untuk mendorong inovasi yang implementatif pada tujuh program unggulan GNPIP," kata dia.
Onovasi yang dihasilkan di antaranya pemanfaatan loT pada budidaya hidroponik, integrasi data pertanian untuk memperkuat analisis dan penyusunan strategi, serta kelas digital untuk petani guna memperluas edukasi budidaya tanaman pangan.
"Pelaksanaan pelatihan budidaya cabai dengan metode produksi lipat ganda (proliga ) serta pelatihan hilirisasi klaster pangan juga terus dioptimalkan," ujar Suyono.
Ia menyebutkan TPID juga akan terus memperkuat GNPIP dengan meningkatkan produksi pangan lokal, mengoptimalkan program tanam pekarangan, dan meningkatkan produksi ikan budidaya air tawar dan air laut selaras dengan program pengendalian stunting.
Dari sisi distribusi, Suyono mengatakan TPID akan terus melakukan monitoring kelancaran distribusi pasokan dan memastikan stok pangan tersedia dalam jumlah yang cukup.
Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan 2 kota di Provinsi Kepulauan Riau mengalami inflasi sebesar 0,27 persen (mtm).
Angka tersebut terutama didorong oleh kelompok transportasi khususnya peningkatan tarif angkutan udara dan laut serta kelompok makanan, minuman dan tembakau, aneka cabai, bawang merah dan kentang sejalan dengan penurunan pasokan dari sentra produsen.
Secara spasial, Kota Batam dan Kota Tanjungpinang mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,27 persen (mtm) dan 0,35 persen (mtm).
"Inflasi tahun kalender gabungan 2 kota di Provinsi Kepulauan Riau tercatat sebesar 0,89 persen (ytd) dan masih sebagai inflasi tahun kalender terendah se-Indonesia," demikian Suyono.