Batam (ANTARA) - Pihak Politeknik Negeri Batam, Kepulauan Riau menyebutkan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan keilmuan bagi mahasiswa.
Wakil Direktur 1 Bidang Akademik Politeknik Negeri Batam Ahmad Riyad Firdaus di Batam, Jumat mengatakan MBKM menjadi salah satu produk unggulan bagi Kemendikbudristek agar seluruh perguruan tinggi di Indonesia dapat menerapkan program tersebut.
"Seluruh kampus se-Indonesia didorong untuk menjalankan MBKM adalah bagaimana mendorong seluruh mahasiswa belajar di mana saja, seperti apa, dan lainnya," kata Riyad.
Baca juga: Politeknik Negeri Batam sebut skripsi dihapus, majukan pendidikan Indonesia
Ia menjelaskan sebelum kebijakan MBKM berjalan, Politeknik Negeri Batam sudah lebih dulu menerapkan program serupa, dengan menghadirkan konteks pembelajaran berbasis proyek, program magang satu tahun serta mahasiswa dapat melakukan pembelajaran di industri.
"Penerapan itu sudah kita lakukan sebelum kebijakan ini ada, sehingga bisa katakan sudah 100 persen implementasinya," ujar dia.
Adapun konteks pembelajaran berbasis proyek yaitu mahasiswa Politeknik Negeri Batam diberikan satu topik projek yang harus diselesaikan dalam satu tim lintas jurusan, lintas program studi, hingga lintas semester dan kemudian diselesaikan dalam kurun waktu tertentu.
Lebih lanjut ia menyampaikan dari proses penyelesaian projek tersebut, maka terjadi proses pembelajaran, penguatan pengetahuan, dan keterampilan dengan harapan seluruh aktivitas yang dilakukan dalam konteks pembelajaran berbasis proyek menjadi konteks MBKM bagi mahasiswa.
Baca juga: PBL Expo Polibatam dibanjiri karya inovatif mahasiswa
"Sehingga keterampilan yang dimiliki itu bukan hanya hard skill saja tapi juga kemampuan soft skill juga bertambah, kemampuan komunikasi , bekerja tim, beradaptasi, menyelesaikan masalah, berfikir kritis," kata Riyad.
"Alhamdulillah apa yang sudah kita lakukan, sudah selaras dengan apa yang menjadi kebijakan pemerintah Indonesia," tambah dia.
Kata Riyad, Program MBKM terbagi dalam dua kategori yaitu MBKM pemerintah seperti Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), wirausaha merdeka, hingga pertukaran mahasiswa.
Sementara untuk MBKM mandiri seperti melaksanakan magang-magang melalui pembelajaran berbasis proyek yang dilakukan Politeknik Negeri Batam.
"Kalau mengikuti MBKM pemerintah, hampir 50 persen mahasiswa kami ikut mensukseskan program pemerintah, 50 persennya lagi mengikuti mandiri," kata dia.
Baca juga: Mahasiswa Politeknik Batam ciptakan robot deteksi pipa dan navigasi otonom
Menurutnya, dengan hadirnya program MBKM, mahasiswa diberikan kebebasan belajar secara aktif melalui projek-projek yang ada.
Kemudian mahasiswa lebih aktif belajar dengan antar teman, dosen yang di anggap sebagai fasilitator, pembimbing serta mengarahkan bagaimana mencari sumber pembelajaran.
"Kemampuan mereka untuk bisa menyerap seluruh pengetahuan yang ada jauh lebih baik. Bahkan bisa dikatakan melebihi ekspektasi yang kita harapkan," demikian Riyad.
Baca juga: Politeknik Negeri Batam dorong pertukaran mahasiswa kawasan ASEAN
Wakil Direktur 1 Bidang Akademik Politeknik Negeri Batam Ahmad Riyad Firdaus di Batam, Jumat mengatakan MBKM menjadi salah satu produk unggulan bagi Kemendikbudristek agar seluruh perguruan tinggi di Indonesia dapat menerapkan program tersebut.
"Seluruh kampus se-Indonesia didorong untuk menjalankan MBKM adalah bagaimana mendorong seluruh mahasiswa belajar di mana saja, seperti apa, dan lainnya," kata Riyad.
Baca juga: Politeknik Negeri Batam sebut skripsi dihapus, majukan pendidikan Indonesia
Ia menjelaskan sebelum kebijakan MBKM berjalan, Politeknik Negeri Batam sudah lebih dulu menerapkan program serupa, dengan menghadirkan konteks pembelajaran berbasis proyek, program magang satu tahun serta mahasiswa dapat melakukan pembelajaran di industri.
"Penerapan itu sudah kita lakukan sebelum kebijakan ini ada, sehingga bisa katakan sudah 100 persen implementasinya," ujar dia.
Adapun konteks pembelajaran berbasis proyek yaitu mahasiswa Politeknik Negeri Batam diberikan satu topik projek yang harus diselesaikan dalam satu tim lintas jurusan, lintas program studi, hingga lintas semester dan kemudian diselesaikan dalam kurun waktu tertentu.
Lebih lanjut ia menyampaikan dari proses penyelesaian projek tersebut, maka terjadi proses pembelajaran, penguatan pengetahuan, dan keterampilan dengan harapan seluruh aktivitas yang dilakukan dalam konteks pembelajaran berbasis proyek menjadi konteks MBKM bagi mahasiswa.
Baca juga: PBL Expo Polibatam dibanjiri karya inovatif mahasiswa
"Sehingga keterampilan yang dimiliki itu bukan hanya hard skill saja tapi juga kemampuan soft skill juga bertambah, kemampuan komunikasi , bekerja tim, beradaptasi, menyelesaikan masalah, berfikir kritis," kata Riyad.
"Alhamdulillah apa yang sudah kita lakukan, sudah selaras dengan apa yang menjadi kebijakan pemerintah Indonesia," tambah dia.
Kata Riyad, Program MBKM terbagi dalam dua kategori yaitu MBKM pemerintah seperti Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), wirausaha merdeka, hingga pertukaran mahasiswa.
Sementara untuk MBKM mandiri seperti melaksanakan magang-magang melalui pembelajaran berbasis proyek yang dilakukan Politeknik Negeri Batam.
"Kalau mengikuti MBKM pemerintah, hampir 50 persen mahasiswa kami ikut mensukseskan program pemerintah, 50 persennya lagi mengikuti mandiri," kata dia.
Baca juga: Mahasiswa Politeknik Batam ciptakan robot deteksi pipa dan navigasi otonom
Menurutnya, dengan hadirnya program MBKM, mahasiswa diberikan kebebasan belajar secara aktif melalui projek-projek yang ada.
Kemudian mahasiswa lebih aktif belajar dengan antar teman, dosen yang di anggap sebagai fasilitator, pembimbing serta mengarahkan bagaimana mencari sumber pembelajaran.
"Kemampuan mereka untuk bisa menyerap seluruh pengetahuan yang ada jauh lebih baik. Bahkan bisa dikatakan melebihi ekspektasi yang kita harapkan," demikian Riyad.
Baca juga: Politeknik Negeri Batam dorong pertukaran mahasiswa kawasan ASEAN