Jakarta (ANTARA) - Fenomena "tornado api" atau dust devil terjadi di Gunung Bromo, Jawa Timur. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menjelaskan fenomena itu tidak mempengaruhi eskalasi daerah terdampak kebakaran di sana.

"Dust devil sifatnya sangat lokal dan dalam waktu singkat, tidak terlalu berpengaruh dalam eskalasi daerah terdampak kebakaran," kata Abdul dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Senin.

Abdul mengatakan fenomena tornado api tersebut dapat dilokalisasi dengan cepat saat pemadaman api berlangsung.

BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda, dalam media sosial resminya @infobmkgjuanda mengutip keterangan National Oceanic and Atmospheric Administration menjelaskan dust devil adalah pusaran udara kecil, namun kuat, yang terjadi pada saat udara kering yang sangat panas dan tidak stabil di permukaan tanah naik dengan cepat melalui udara yang lebih dingin di atasnya.

Peristiwa tersebut membentuk aliran udara ke atas berupa pusaran dan membawa debu serpihan atau puing-puing.

Tornado api biasanya muncul pada siang, sore yang cerah kering dan panas, dan dapat berlangsung selama beberapa detik atau menit.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tornado api Bromo tak pengaruhi eskalasi daerah terdampak kebakaran

Pewarta : Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2024