Tanjungpinang (ANTARA) - Pemkot Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) semakin gencar mengadakan pasar murah jelang bulan Ramadhan 1445 Hijriah guna membantu meringankan kebutuhan masyarakat di tengah kondisi kenaikan harga bahan pokok di pasaran.
"Dalam sepekan terakhir, pemkot sudah dua kali menggelar pasar murah menyambut Ramadhan," kata Penjabat Wali Kota Tanjungpinang Hasan, Rabu.
Hasan menyebut pasar murah pertama digelar Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Tanjungpinang di jalan arah menuju Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF), Sabtu (3/3).
Baca juga: Pemkot Batam berupaya ciptakan pola belajar kreatif bagi guru PAUD
Kemudian, pasar murah kembali digelar Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Tanjungpinang di Kampung Mekar Baru, jalan Garuda, Kelurahan Batu IX, Rabu (6/3) pagi hingga siang hari.
Hasan mengatakan pasar murah bertujuan membantu warga mendapatkan kebutuhan pangan dengan harga lebih murah dibanding harga di pasar tradisional.
Pasar murah menjual bahan-bahan pangan mulai dari beras, minyak, telur, cabai, gula, dan daging.
"Dalam pengamatan kami di lapangan, komoditas yang paling diminati warga adalah beras bulog merek SPHP, cabai, minyak goreng, serta telur ayam," ungkap Hasan.
Baca juga: Partisipasi pemilih Pemilu di Bintan lebih 83 persen
Kepala DP3 Tanjungpinang Robert Lukman mengatakan beras bulog merek SPHP kemasan lima kilogram paling banyak diburu warga, sebab sejak pasar murah dibuka sekitar pukul 07.00 WIB hingga 08.30 WIB, warga yang antre di stan bulog tidak pernah habis.
Harga beras Bulog per lima kilogram Rp53 ribu, sementara di pasaran dijual seharga Rp57.500. Selain itu, harga cabai yang dijual di pasar murah itu juga jauh lebih murah. Harga cabai merah keriting seharga Rp68 ribu per kilogram, sementara di pasar masih di kisaran Rp80 ribu per kilogram.
“Makanya warga banyak memilih belanja ke pasar murah, karena selisih harganya cukup jauh,” ujarnya.
Sementara, Kepala Bulog Cabang Tanjungpinang, Arief menyebut permintaan warga untuk membeli beras SPHP memang sangat tinggi. Beras SPHP yang dibawanya sebanyak 1,5 ton sudah habis terjual dalam waktu sekitar satu jam.
Baca juga: Rapat pleno rekapitulasi suara tingkat Provinsi di Kepri minus Kota Batam
“Kita bawa 1,5 ton sejak pukul 07.30 WIB, tapi sampai pukul 08.30 WIB sudah habis,” ungkapnya.
Salah seorang warga Andri mengaku memang menunggu pasar murah untuk membeli kebutuhan pangan menjelang puasa. Ia membeli beras, minyak, cabai merah hingga gula untuk kebutuhan awal Ramadhan.
Ia mengapresiasi pemkot menggelar pasar murah karena sangat membantu masyarakat memenuhi kebutuhan dasar dengan harga terjangkau di tengah terjadi kenaikan sejumlah harga bahan pangan di daerah itu, seperti beras dan cabai.
“Kami beli cukup banyak untuk stok awal puasa nanti,” ucap Andri.
Baca juga:
Pemkot Batam serahkan sertifikat pelatihan las pada 240 peserta
Kemenko Polhukam: Kepri bisa jadi pionir Gerakan Indonesia Tertib
"Dalam sepekan terakhir, pemkot sudah dua kali menggelar pasar murah menyambut Ramadhan," kata Penjabat Wali Kota Tanjungpinang Hasan, Rabu.
Hasan menyebut pasar murah pertama digelar Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Tanjungpinang di jalan arah menuju Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF), Sabtu (3/3).
Baca juga: Pemkot Batam berupaya ciptakan pola belajar kreatif bagi guru PAUD
Kemudian, pasar murah kembali digelar Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Tanjungpinang di Kampung Mekar Baru, jalan Garuda, Kelurahan Batu IX, Rabu (6/3) pagi hingga siang hari.
Hasan mengatakan pasar murah bertujuan membantu warga mendapatkan kebutuhan pangan dengan harga lebih murah dibanding harga di pasar tradisional.
Pasar murah menjual bahan-bahan pangan mulai dari beras, minyak, telur, cabai, gula, dan daging.
"Dalam pengamatan kami di lapangan, komoditas yang paling diminati warga adalah beras bulog merek SPHP, cabai, minyak goreng, serta telur ayam," ungkap Hasan.
Baca juga: Partisipasi pemilih Pemilu di Bintan lebih 83 persen
Kepala DP3 Tanjungpinang Robert Lukman mengatakan beras bulog merek SPHP kemasan lima kilogram paling banyak diburu warga, sebab sejak pasar murah dibuka sekitar pukul 07.00 WIB hingga 08.30 WIB, warga yang antre di stan bulog tidak pernah habis.
Harga beras Bulog per lima kilogram Rp53 ribu, sementara di pasaran dijual seharga Rp57.500. Selain itu, harga cabai yang dijual di pasar murah itu juga jauh lebih murah. Harga cabai merah keriting seharga Rp68 ribu per kilogram, sementara di pasar masih di kisaran Rp80 ribu per kilogram.
“Makanya warga banyak memilih belanja ke pasar murah, karena selisih harganya cukup jauh,” ujarnya.
Sementara, Kepala Bulog Cabang Tanjungpinang, Arief menyebut permintaan warga untuk membeli beras SPHP memang sangat tinggi. Beras SPHP yang dibawanya sebanyak 1,5 ton sudah habis terjual dalam waktu sekitar satu jam.
Baca juga: Rapat pleno rekapitulasi suara tingkat Provinsi di Kepri minus Kota Batam
“Kita bawa 1,5 ton sejak pukul 07.30 WIB, tapi sampai pukul 08.30 WIB sudah habis,” ungkapnya.
Salah seorang warga Andri mengaku memang menunggu pasar murah untuk membeli kebutuhan pangan menjelang puasa. Ia membeli beras, minyak, cabai merah hingga gula untuk kebutuhan awal Ramadhan.
Ia mengapresiasi pemkot menggelar pasar murah karena sangat membantu masyarakat memenuhi kebutuhan dasar dengan harga terjangkau di tengah terjadi kenaikan sejumlah harga bahan pangan di daerah itu, seperti beras dan cabai.
“Kami beli cukup banyak untuk stok awal puasa nanti,” ucap Andri.
Baca juga:
Pemkot Batam serahkan sertifikat pelatihan las pada 240 peserta
Kemenko Polhukam: Kepri bisa jadi pionir Gerakan Indonesia Tertib