Tanjungpinang (ANTARA) - Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad menyebut keberadaan instalasi farmasi yang baru saja diresmikan di daerah itu dapat menunjang sistem ketahanan kesehatan masyarakat setempat.
Dengan adanya instalasi farmasi, lanjut dia, ketersediaan obat-obatan, barang medis habis pakai, serta vaksin yang tersimpan dalam instalasi itu bisa bertahan lebih lama dan memenuhi standar kesehatan.
"Keberadaan instalasi farmasi ini memberikan nilai tambah bagi Pemprov Kepri dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat," kata Gubernur Kepri Ansar Ahmad di Tanjungpinang, Selasa.
Gubernur menyebut pembangunan instalasi farmasi ini sebagai wujud dari komitmen Pemprov Kepri dalam menjalankan amanat UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, yang mana dari enam tugas tugas wajib pemerintah daerah (pemda) dua diantaranya ialah tugas mandatori untuk bidang pendidikan dan kesehatan.
Ia menyebut gedung instalasi farmasi tersebut sangat representatif, khususnya untuk urusan penyimpanan obat-obatan, sehingga tinggal digunakan secara maksimal dan dikelola dengan baik oleh UPTD Dinas Kesehatan Pemprov Kepri.
Kendati demikian, ia berpesan kepada UPTD pengelola instalasi farmasi itu agar berkoordinasi dengan stakeholder yang menggunakan obat-obatan supaya melakukan pemantapan dari sisi perencanaan.
Baca juga: Dandim 0318 Natuna berikan kunci RTLH hasil rehab ke pemilik
Dengan demikian, kata dia, obat-obatan yang diperlukan bisa diadakan secara tepat dan efisien, artinya pengadaan obat harus direncanakan dengan baik supaya tepat guna dan tepat sasaran.
"Jangan sampai ada obat-obatan mubazir dalam jumlah besar, karena tidak terpakai atau kadaluarsa. Persediaan obat harus bisa menjawab persoalan bagi masyarakat yang betul-betul membutuhkan," ucap Ansar.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kepri Mochammad Bisri mengatakan instalasi farmasi ini sudah dirancang sejak tahun 2022 dan baru rampung dibangun pada tahun 2024, dengan menggunakan dana APBD Pemprov Kepri sebesar Rp9 miliar.
Lokasinya terletak di kawasan ibukota Provinsi Kepri di Pulau Dompak, Kota Tanjungpinang. Peresmian gedung instalasi farmasi itu digelar pada Senin (15/7) sore.
Sebelumnya, kata Bisri, gedung instalasi farmasi Dinkes Kepri berada di Jalan Kesehatan Tanjungpinang, namun kondisi bangunannya tidak memenuhi standar dan kurang memadai, sehingga dilakukan pembangunan gedung baru di Pulau Dompak.
"Selain tempat penyimpanan obat-obatan, di sini juga ada ruang pendingin khusus menyimpan vaksin dalam waktu lebih lama dan aman, sehingga kalau ada vaksin dari pemerintah pusat bisa disimpan dulu sebelum digunakan, misalnya vaksin folio," ujar Bisri.
Bisri menambahkan instalasi farmasi ini sangat urgen karena dapat menunjang sistem ketahanan kesehatan masyarakat, misalnya terkait kesiapan pemerintah dalam menghadapi suatu wabah atau bencana. Misalnya pada saat kondisi pandemi COVID-19, pemda membutuhkan tempat penyimpanan vaksin yang memadai.
"Dengan ketersediaan obat maupun vaksin yang memadai, tentu kita lebih siap mengantisipasi ketika ada wabah penyakit," kata Bisri.
Baca juga: Kemenag Natuna-Kepri bersama Forkopimda rayakan "Lebaran" anak yatim
Dengan adanya instalasi farmasi, lanjut dia, ketersediaan obat-obatan, barang medis habis pakai, serta vaksin yang tersimpan dalam instalasi itu bisa bertahan lebih lama dan memenuhi standar kesehatan.
"Keberadaan instalasi farmasi ini memberikan nilai tambah bagi Pemprov Kepri dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat," kata Gubernur Kepri Ansar Ahmad di Tanjungpinang, Selasa.
Gubernur menyebut pembangunan instalasi farmasi ini sebagai wujud dari komitmen Pemprov Kepri dalam menjalankan amanat UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, yang mana dari enam tugas tugas wajib pemerintah daerah (pemda) dua diantaranya ialah tugas mandatori untuk bidang pendidikan dan kesehatan.
Ia menyebut gedung instalasi farmasi tersebut sangat representatif, khususnya untuk urusan penyimpanan obat-obatan, sehingga tinggal digunakan secara maksimal dan dikelola dengan baik oleh UPTD Dinas Kesehatan Pemprov Kepri.
Kendati demikian, ia berpesan kepada UPTD pengelola instalasi farmasi itu agar berkoordinasi dengan stakeholder yang menggunakan obat-obatan supaya melakukan pemantapan dari sisi perencanaan.
Baca juga: Dandim 0318 Natuna berikan kunci RTLH hasil rehab ke pemilik
Dengan demikian, kata dia, obat-obatan yang diperlukan bisa diadakan secara tepat dan efisien, artinya pengadaan obat harus direncanakan dengan baik supaya tepat guna dan tepat sasaran.
"Jangan sampai ada obat-obatan mubazir dalam jumlah besar, karena tidak terpakai atau kadaluarsa. Persediaan obat harus bisa menjawab persoalan bagi masyarakat yang betul-betul membutuhkan," ucap Ansar.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kepri Mochammad Bisri mengatakan instalasi farmasi ini sudah dirancang sejak tahun 2022 dan baru rampung dibangun pada tahun 2024, dengan menggunakan dana APBD Pemprov Kepri sebesar Rp9 miliar.
Lokasinya terletak di kawasan ibukota Provinsi Kepri di Pulau Dompak, Kota Tanjungpinang. Peresmian gedung instalasi farmasi itu digelar pada Senin (15/7) sore.
Sebelumnya, kata Bisri, gedung instalasi farmasi Dinkes Kepri berada di Jalan Kesehatan Tanjungpinang, namun kondisi bangunannya tidak memenuhi standar dan kurang memadai, sehingga dilakukan pembangunan gedung baru di Pulau Dompak.
"Selain tempat penyimpanan obat-obatan, di sini juga ada ruang pendingin khusus menyimpan vaksin dalam waktu lebih lama dan aman, sehingga kalau ada vaksin dari pemerintah pusat bisa disimpan dulu sebelum digunakan, misalnya vaksin folio," ujar Bisri.
Bisri menambahkan instalasi farmasi ini sangat urgen karena dapat menunjang sistem ketahanan kesehatan masyarakat, misalnya terkait kesiapan pemerintah dalam menghadapi suatu wabah atau bencana. Misalnya pada saat kondisi pandemi COVID-19, pemda membutuhkan tempat penyimpanan vaksin yang memadai.
"Dengan ketersediaan obat maupun vaksin yang memadai, tentu kita lebih siap mengantisipasi ketika ada wabah penyakit," kata Bisri.
Baca juga: Kemenag Natuna-Kepri bersama Forkopimda rayakan "Lebaran" anak yatim