Batam (ANTARA) - Satpolairud Polres Karimun, Kepulauan Riau, mengintensifkan patroli laut dan imbauan kepada pemilik sarana laut atau yang bekerja di laut dalam rangka mengantisipasi/mengatasi cuaca ekstrem.

“Satpolairud kami pesankan agar senantiasa memonitor kegiatan masyarakat yang sedang bekerja di laut, terutama nelayan, pastikan sarana laut sudah memiliki alat keselamatan berlayar seperti pelampung dan membawa alat komunikasi,” kata Kapolres Karimun AKBP Robby Topan Manusiwa saat dikonfirmasi di Batam, Rabu.

Robby menyebut, alat komunikasi sangat penting, apabila terjadi kendala di laut, nelayan atau masyarakat dapat langsung melaporkan kepada aparat kepolisian terdekat. “Apabila meminta bantuan dapat segera menghubungi Satpolairud Polres Karimun,”

Cuaca ekstrem melanda wilayah Kepulauan Riau, terutama di daerah Kota Batam, Tanjungpinang, dan Karimun pada Selasa (17/9) malam, ditandai hujan disertai angin kencang mengakibatkan kerusakan di sejumlah titik.

Baca juga: BP Batam terus upayakan pemenuhan hak atas air warga Putra Jaya

Di Kabupaten Karimun dilaporkan peristiwa pohon tumbang menimpa rumah warga hingga mengalami kerusakan, terjadi di lima lokasi.

Mengantisipasi timbulnya korban jiwa akibat cuaca ekstrem ini, Satpolairud Polres Karimun menindaklanjuti instruksi Kapolri melakukan pemantauan di laut.

Kasat Polair Polres Karimun Iptu Sarianto melakukan pengecekan kelayakan berlayar kapal di perairan Sela Gelam guna memastikan memiliki sarana keselamatan berlayar seperti alat pemadam api ringan (APAR) dan pelampung (life jacket dan lifebuoy ring).

“Sarana keselamatan berlayar ini wajib dimiliki setiap kapal yang beraktivitas di laut,” kata Sarianto.

Perwira pertama Polri itu menyebut cuaca yang tidak menentu, terjadi hujan disertai angin kencang yang menyebabkan gelombang laut tinggi yang membahayakan bagi aktivitas perairan, khususnya nelayan.

Masyarakat yang bekerja di laut diimbau agar selalu waspada saat cuaca ekstrem ini dengan memantau informasi cuaca yang dikeluarkan oleh instansi terkait (BMKG) agar terhindar dari kecelakaan lalu lintas akibat cuaca.

Baca juga: KPU Kepri rekrut 23.289 petugas KPPS

“Kami mengimbau kepada masyarakat ketika musim hujan disertai angin kencang agar selalu waspada dan perhatikan situasi serta kondisi di sekitar sebelum melanjutkan aktivitas sehari-hari,” kata Sarianto.

Terpisah Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim Batam menyebut, badai yang terjadi di wilayah Kepri tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan awan (Cb) Cumulonimbus.

Pertumbuhan awan Cb berdasarkan analisa sementara dipengaruhi oleh kondisi kelembapan udara pelapisan yang cukup tinggi meningkatkan pembentukan awan konvektif.

Juga terdapatnya penumpukan massa udara akibat adanya konvergensi di sekitar wilayah Kabupaten Karimun, Kota Batam, Kabupaten Lingga, dan Kabupaten Bintan, sehingga meningkatkan potensi pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah tersebut.

Selain itu, dipengaruhi juga oleh suhu muka laut dan anomali suhu muka laut yang hangat di sekitar wilayah Kepri. Dan, MJO yang aktif dan berada pada fase 5 turut berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.

“Kondisi curah hujan di wilayah Kepri tidak dipengaruhi oleh pergantian musim yang ada di Indonesia,” ujar Prakirawan Andini.

Baca juga:
IKP Kepri masuk kategori rawan sedang pada Pilkada 2024

Tim SAR cari nelayan yang hilang kontak di perairan Bintan


Pewarta : Laily Rahmawaty
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2024